Senin, 26 Desember 2011

All the Way Up to Tangkuban Perahu

Hari Sabtu tgl 24 kemarin, tepatnya seminggu setelah Acara Akhir PMA 2011, kami yang sudah resmi *cielah* menjadi wargi LSS diajak untuk ikut mendaki gunung Tangkuban Perahu oleh senior-senior kami.
Acara itu dinamakan 'Nangkubz' supaya terdengar lebih alay.

Yang ikut acara nangkub itu kurang lebih 60 orang lhoo.. Ga bisa lengkap LSS nya, soalnya udah pada mudik. Yaudah deh, harus maklum jumlahnya cuma segitu.
Sabtu pagi jam 7 kami sudah ngumpul di sekre LSS. Kami berangkat ke Lembang naik angkot charteran dan kami yang memang dipenuhi oleh excitement nggak bisa diam selama perjalanan ke Lembang.

Sebenarnya untuk sampai ke puncak Tangkuban Perahu ada jalan aspalnya kok. Kan gunung tersebut sudah jadi objek wisata alam-nya Bandung. Jadi fasilitas jalan aspal pun menjadi suatu keharusan. Dan kami bisa saja naik ke puncak dengan angkot tersebut. But, where's the fun part then? Jadi tampaknya opsi hiking bareng menjadi sesuatu yang lebih seru.

Jam 10, kami mulai pendakian dengan senang hati dan penuh semangat. Kang Derry memimpin di paling depan barisan kami. FYI saja, dia itu anak geologi 2008 jadi panjat memanjat gunung udah makanan sehari-hari buat dia.

Jalur pendakian awal gunung tersebut masih sebatas rumput pendek dan pepohonan yang cukup banyak ,tetapi masih dalam jarak yg cukup berjauhan. Tantangan medan pertama ini adalah, jalannya yang memang menanjak gak tanggung-tanggung. Damn! Langsung pegel di perjalanan awal-awal. Sumpah ngabisin tenaga banget karena menanjak gak ada habisnya.

Kami istirahat beberapa kali di zona itu. Langsung kelelahan. Kaki rasanya mau putus. Haha.. ketahuan banget lah yang jarang olahraga staminanya langsung drop. Padahal menurut danlap acara nangkubz, ini baru seperempat perjalanan. Bayangkan!

Setelah sekitar 1 jam pendakian, kami sampai di lokasi istirahat yang kami spontan sebut dengan 'Checkpoint banget' (soalnya kami udah istirahat beberapa kali di sepanjang perjalanan dan kami sebut dengan 'checkpoint aja'). Di checkpoint banget ada beberapa warung. Jadi jajan dulu di situ.

setelah beberapa saat istirahat dan mengembalikan tenaga, kami mulai jalan lagi. kali ini jalannya udah nggak semenanjak yang tadi. Termasuk datar. Tapi sudah jalur-jalur pendakian mulai licin oleh lumut dan pepohonan mulai mempersempit ruang gerak kami *cielaah bahasanya*

Tapi yah, di track ini lumayan nggak menguras nafas. Tetep bisa stabil nafasnya. Licinnya jalan membuat saya terpleset beberapa kali dan ranting-ranting di sekitar jalur pendakian beberapa kali nyangkut ke baju saya. Lecet-lecet sudah nggak saya pikirin lagi.

Seakan track tersebut kurang menantang, tiba-tiba hujan turun. Langsung deras gitu, tanpa ada pertanda apa-apa. Kami sontak mengeluarkan ponco dan mengenakannya. Bayangin medan yang udah licin karena tanahnya tanah liat dan berlumut. trus ditambahin hujan. Wuidih, makin kepleset aja aku nih. Gegara track ini, sepatu aku yang putih itu langsung penuh lumpur, kaki langsung basah kena genangan air.

Oiya, ada memorable moment di track ini! Kami kan mendakinya berbaris gitu ya. Nah, trus ada barisan yang di depan aku itu, mereka jalan terlalu cepat. padahal jalur pendakian terkadang bercabang dan terhalang pohon-pohon. Sedangkan di belakang aku juga nggak keliatan, kayaknya ketinggalan jauh. Jadinya Aku, Teh Liska, Irun, Teh Gina, Kang Panjul, sama Kang Upi nggak bisa liat gerombolan di depan maupun di belakang. Gila, grup dengan jumlah terkecil ini namanya!

Kami berenam tiba di dua persimpangan, kiri dan kanan. Mana yang harus dipilih? Kami sempet teriak supaya gerombolan di depan kami menyadari kalau kami kebingungan. Tapi ditengah hujan deras dan hutan begitu, kayaknya mereka nggak dengar. Kami panik. Bingung antara mau nunggu gerombolan belakang atau mencari jalur dulu. Kang Panjul ngajak kami berbelok ke jalur kiri. Kami mengikuti sambil memperlambat jalan supaya nggak kehilangan jejak sama rombongan belakang. Kang Panjul berlari di depan supaya bisa melihat jalur itu.

Nggak lama dia teriak ke arah kami "Eta jalan buntu! Balik ke persimpangan tadi."

Kami akhirnya bertemu dengan rombongan di belakang kami yang jumlahnya banyak sekali. Untung tersesatnya bareng-bareng gini. Akhirnya kami semua memanjat jalur kanan karena itu satu-satunya jalan yang tersisa.

Tak berapa lama, di depan kami muncul Kang Derry dan membimbing jalur kami. Aku dalam hati langsung teriak "Alhamdulillah, sol sepatu ya..." ala Syahrini. Eh, taunya 5 menit setelah adegan nyasar itu, kami langsung keluar hutan menuju jalan aspal.
Ternyata jalur pendakian tertutup telah berakhir. Jalan aspal tersebut ramai dengan wisatawan dan memang merupakan jalur rata untuk sampai ke puncak.

Setelah istirahat dan sholat Zuhur, kami langsung mengikuti jalan aspal itu untuk sampai ke puncak Tangkuban Perahu. Hujan telah berganti dengan rintik-rintik yang datang dan kembali *halah*. Damn, puncak gunung pastinya dingin kan? Hahaha... Saya menyesal tidak memakai jaket tebal. Jadinya masuk angin :P

Di puncak gunung, kami makan siang, bagi-bagi snack satu sama lain, dan foto-foto :D

Nah, ada satu acara lagi yg dilakukan di puncak gunung itu. Dari awal kami memang sudah diingatkan untuk membawa kado maksimal harganya 5 ribu, dibungkus kertas koran. Trus kado tersebut di kumpulkan ke dalam kantong besar, dan kami secara berantai mengambil kado didalamnya untuk dikasih ke orang lain. Dan syaratnya, harus ngasih ke lawan jenis! Huwooow.. super sekali :D

FYI, aku dapet kadonya dari Kang Pebz a.k.a Pebi, dan pas giliran aku ngasih kado, aku ngasih ke kang Choqy. Oiya, karena jumlah cewek-cowok ga seimbang. Jadi aku kebagian ngasih satu kado lagi buat Kang Aga :)

Huwaaw... so sweet banget acara Nangkubz kemaren. Mau ah ntar aku post beberapa fotonya. Ditunggu yaa..

Minggu, 25 Desember 2011

A Small Note

Hulloooow... Here I am again, always writing and telling stories and share experience to you all my reader :)
Mind me if I seldom write, because sometimes I just couldn't find the perfect time - or free time - to write.

So you guys might be thinking something like: "Puhlease... Ini si Wanda postingannya belakangan ini tentang itebeeeee melulu. Mentang-mentang sekarang udah jadi mahasiswa ya! Bosen saya, kayak gak ada kejadian lain aja."

Hehehe... Maaf kawan. Apa daya, sekarang hidup saya ada di Bandung, lebih detilnya: di kampus ITB dan kos-kosan. From 7 to 6, usually from Monday til we meet Monday again.

But I have my own reason why I kept telling you stories from my academic life and little stores from other point. Buat aku, kerasa banget lah bedanya jaman SMA sama kuliah.

Pas SMA, aku cupu dan terkurung di kelas yang emang posisinya udah menyendiri dari kelas-kelas lain. Abis beres jam sekolah, paling les atau bimbel. Paling males sama yang namanya ada kegiatan tambahan di sekolah *kecuali SEF* dan sebisa mungkin gak terlibat dalam acara-acara sekolah alias tinggal jadi penonton terima beres aja.

That's me and my high school story. But I tried to be someone different here, try something new. Berorganisasi. And as you might guess, lots of things happen. Dan kebanyakan hal-hal di keorganisasian itu baru pertama kali aku rasakan seumur hidup. Apalagi sekarang merambah ke seni budaya. Wuidiiih.. IT's just beyond my wildest expectation :D

Jadi jangan dongkol kalau postingan aku suka mengebu-gebu ngomongin kampus, kuliah, unit, ataupun kepanitiaan acara kampus.

But really, if something cool or memorable happen no matter it's my academic or non-academic life, I'd love to share to you all :D

Keep up your reading spirit (especially on my blog guys!)

Kamis, 22 Desember 2011

What 'Mom' Really Means To Me

All of sudden, I spontaneously decided to write this post. I just feel like I need to make a memorable tribute to my mom *ignoring the fact that my mom will never read this post, I guess*
And considering that I've written one like this to my dad on Father's Day, is there any logical reason for me not to write this one?

I called her with Mama. A Javanese lady who married to my dad on 1992 *I forgot the exact date, sorry* and gave birth of three impossible children.

Why do I called me and both of my siblings as impossible children? Because we're not a good girls or good boy at all. Most of our time were spent with fight, arguing, messing up the whole house and being anarchist each other *note that sometimes I make it more dramatic that the real fact*. Hahaha... I guess that's normal in my family. But my mom, that wonderful woman, I don't really know how she could stand living with us together in a place called home. Raising children like us, who gave her nothing but driving her crazy because of us.

Mamaku punya peran penting dalam perjalanan hidup aku sepanjang 17 tahun ini. Dan makin aku gede makin kerasa pengorbanannya.

Meski anak sulung, aku bisa dibilang paling manja dan paling bergantung pada ortu. Nggak kayak adekku yang cewek, dia mah apa-apa maunya ngelakuin sendiri. Kalo prinsipku: selama ada ortu, kenapa harus sendiri?
Kayaknya kalau ntar diminta ngisi biodata, trus ada kolom hobi, bakal aku tulis dengan 'Nyusahin orang tua'.

Arti Mama buat aku yang nggak bisa aku lupain:

1) She definitely is a Wonderwoman. Bayangin, aku SD, SMP, SMA kalo dihitung-hitung berarti 11 tahun diantar jemput sama mama. Kenapa nggak mandiri bawa motor sendiri? Karena sampe sekarang ga diijinin Papa *Jangan harap bisa argue sama papa untuk hal ini*.
Kenapa nggak naik angkot? Aku penakut dan pemalas. Kalau ada Mama yg antar jemput, kenapa harus naik angkot? Begitu pikirku dulu. Mau tak mau Mama harus antar jemput aku kemana-mana.

Kemana-mana dalam kamusku berarti: Ke sekolah, ke mall, ke tempat acara temen, ke rumah temen dimana kami kerja kelompok, ke tempat bimbel, ke kantor camat buat ngurusin berkas kuliah, ke rumah sakit kalo aku sakit.. too much to be mentioned.
Mungkin dimata kalian aku tampak seperti anak yang mengangap ortunya adalah supir. Aku sih terserah persepsi masing-masing. But this journey on the road with my mom is one thing I miss about my mom. Kapan lagi coba aku bisa nyaman dibonceng sama Mama?

2) A true listener. That's why I'd love to share my stories to my mom. Apapun itu, mulai dari sekolah, kuliah, ekskul, unit, temen, musuh, besties, konyol, serius, lucu, dan lainnya. Kebiasaan rumpi dan menganggap Mama udah kayak temen sendiri ini memang agak aneh bagi temenku. Mereka agak kaget kalo lagi nelpon Mama, trus bahasaku sama aja kayak kalo aku ngomong sama temenku. Tapi emang udah gitu dari dulu sih..
Sekarang, sedih sih karena nggak bisa curhat langsung sama mama. Dulu mah sambil ngemil tempe goreng gitu. Sekarang cuma bisa via telpon.

3) She's a time-keeper and my manager. Siapa yang paling susah bangun pagi? Saya! Siapa yang paling males berangkat sekolah? Saya! Siapa yang tiap pagi mesti dibangunin 3 kali? Saya!

Sekarang, siapa yang harus bangun subuh-subuh untuk masak sarapan? Mama! Siapa yang harus ngerebus air panas untuk aku mandi? Mama! Siapa yang mesti sabar bangunin aku sampe 3 kali? Mama! Siapa yang cerewet dan maksa-maksa aku untuk pergi sekolah dan les? Mama! Siapa yang sering ngingetin untuk nggak lupa makan? Mama! Siapa yang lebih inget soal jadwalku daripada aku sendiri? Mama! Siapa yang suka riweuh kalau aku sakit? Mama!

So the answer of all those question make everything clear..

4) Best cook ever. Dari Lidah turun ke hati. Kangen masakan Mama, itulah yang pertama aku pikirin ketika ngerasain repotnya mesti beli makan tiap kali mau makan. Kangen rumah yang kalau mau makan tinggal ambil di meja. She always grant my wish or whatever menu I requested.

bingung mau nulis apa lagi. Bukan karena sudah nggak ada lagi yang bisa ditulis tentang Mama. Tapi kalo udah nginget memori-memori bareng mama, langsung bingung mau masukin yang mana, kebanyakan soalnya #lebay. In the end, you'll come to conclusion that I can do nothing without my Mom's support.

Dia wonderwoman yang rela nganterin ke tempat bimbel siang hari meski dia bisa saja tidur siang dengan nyenyak di rumah.
Dia true-listener yang nggak pernah bocorin apapun yang aku curhatin ke dia dan memang aku nggak berusaha menyembunyikan apapun darinya.
Dia manager yang tiap hari nggak pernah ngeluh mesti aku repotin dari pagi, dari mesti ngerebus air mandi, sampe malam, sampai aku tidur lagi.
Dia selalu nanya aku "Mau dimasakin apa hari ini?" dan selalu masakin sesuai keinginanku. Paling ngertiin keluarga banget lah.

Satu hal lagi yang aku kangenin dari mama, tiap kali aku turun dari motor, entah untuk sekolah atau les, aku selalu cium tangan dia. Kangeeeeeeeen... Entah kenapa sekarang kerasa banget nggak enaknya nggak ada mama, entah kenapa momen cium tangan itu sekarang menjadi sesuatu yang spesial di ingatan, padahal dulu sesuatu itu tidak ada feelnya buatku.

Happy mother's day, Mom. I just want you to know that I will do my best not to let you down.

from your impossible daugter

Senin, 19 Desember 2011

A Share of Akhir Penantian

Contrass Band.

Namanya emang nggak seterkenal Ungu atau D'Masiv sih. Jangan-jangan diantara kalian ada yang baru denger kali ini?

Hahaha... Jangan khawatir, aku juga baru kenal band ini sekitar sebulan yang lalu.

My personal favorite is the song called Akhir Penantian.

Maklum saya bukan seorang blogger profesional, masih bingung gimana mau nge-share playlist nya langsung disini -_-.

Jadi saya kasih link nya saja ya, silahkan didengarkan.

Aku nggak tau pasti ada berapa member dari band ini. Dan aku aja tau soal Contrass Band ini gegara gitarisnya (sekaligus leader) itu Kang Pebi Pratama - Meet him with his stage name Pebz Pratama - Pelatih Pansus waktu kami masih PMA.

Meski statusnya 'pelatih', tapi dia ngaku kalau di kepansusan dia 'gabut' alias gaji buta. Nggak ngelatih apa-apa. Dia bilang "Apa yang mesti saya latih ke kalian? Kalian jauh lebih kreatif dari saya." Ckckck...

Ini salah satu alasan kenapa saya betah di pansus dekorasi. Setiap kali kami ngerjain dekor, Kang Pebz selalu nemenin kami sambil bawa gitar, trus udah kebiasaan kami request lagu macam-macam. Sambil dekor sambil nyanyi, isn't it great?

One day, me and three of my friends were doing backdrop decoration. He came to us, and as usual offered us to request a song.
My friend, Yasmin - as usual also - requested "Kang lagu galau dong!"
We thought it would be Setia (sung by Jikustik) or something.

But he started sung us a totally strange song... He played an acoustic tone.
"Inikah akhir dari sebuah penantian yang ku tempuh untuk mendapatkanmuuuu~ Namun izinkanlah sebelum bayangmu memudar, untuk ku berkata Sayang Padamu~"

Hening. Bulu kuduk agak merinding. The four of us (me and my friends) stared at him, and once gave a glimpse to each other. He really did sing from his heart. I just could feel it.

"Lagu apa itu Kang? Baru denger."

Kang Pebz jawab, "Lagu band saya itu. kan saya yang nyiptain"

Kami yakin itu pasti based on true story deh. Jadi kami paksa dia untuk cerita.
Well, ceritanya panjang sih. Dan agak takut kalo ngebuka-buka pengalaman pribadi orang tanpa izin. Intinya, dia naksir cewek itu dari kelas 4 SD. Mulai deket pas masa-masa akhir SMA. Dan ternyata, jarak memisahkan mereka. Cewek itu kuliah di Perancis, dan Kang Pebz nyangkut di Bandung.

What hurts and doesn't make the story ended happily is til today, they never really become a couple. Mereka hanya hampir menjadi pacar. Momen disaat Kang Pebz mau nembak cewek itu, ternyata si cewek balikan sama mantannya. Momen ketika cewek itu jomblo, cewek itu bilang mending jadi sahabat aja.

Ask him to tell the story by himself. Lebih ngena dan lebih so sweet lah.

Yah, pokoknya lagu Akhir Penantian bener-bener lagu yang mengena dan sedikit membuat saya terbawa suasana galau.

Kamis, 15 Desember 2011

Demo dan ITB

Haduh, baru satu semester aku disini, baru juga tahun pertama ngerasain bangku kuliah, udah langsung disodorin demo. Gak tanggung-tanggung itu demo tepat di depan kampus ITB. Parah nggak tuh, dari Rabu (14/12) pagi sampai sore massa mahasiswa dari berbagai universitas lain demo gitu.

Kalian bingung kan kalau tetiba kampus kalian yang tenang dan damai tetiba disamperin sama ratusan mahasiswa dari kampus-kampus lain? Aku sempet lihat ada yg pake almamater hijau, ada yang kuning, juga ada yang biru muda. Ckckck... kenapa mahasiswa mendemo mahasiswa coba?
*Aku sempet mikir mereka itu salah tujuan, mau ngedemo kantor pemerintah tapi nyasar ke kampusku. Well... tapi yah, nggak mungkin ada mahasiswa sebego itu lah*

Tau kenapa ITB sampai di demo ratusan umat gitu? Awalnya aku juga nggak begitu ngerti, soalnya nggak berani deket-deket gitu. Tapi ada satu temen aku, si Faisal, yg berdiri di sekitar area demo, tapi masih di jarak aman. Ya aku tanyain lah mengapa hal ini bisa terjadi *cielah*.

Ternyata eh ternyata, mahasiswa-mahasiswa itu ngajakin ITB buat gabung aksi 'solidaritas' mereka. Kasus Sondang itu lho. Jadi, mahasiswa dari seluruh Bandung udah sepakat dengan aksi solidaritas itu, kecuali Institut kami ini.
hmm... kalau mau tau garis besarnya bisa baca di sini yah.

Well.. Every civilian has the right to give their opinions, no? So now, lemme give some.

Saya rasa aksi demo di depan kampus saya itu sangat tidak memiliki urgensi. Siang itu, beberapa jurusan lagi UAS, dan di gerbang depan malah ada demo. Konten demo yang dibawakan nggak jelas. Udah gitu, demo tersebut sempat ada aksi teatrikal dan.... salah satu demonstran ngasih 'kado' buat Presiden KM-ITB, Kak Tizar Bijaksana, berupa celana dalam dan pembalut wanita sambil teriak "ITB cupu!"

well... *sigh*

Untuk digarisbawahi Saya menulis ini bukan karena semata-mata saya mahasiswa ITB atau tidak terima kampus saya dibilang cupu.

Buat aku pribadi, aksi Alm. Sondang bukan hal yang harus dilebih-lebihkan begitu. Aku cukup menyayangkan aksi orang itu. Aku pikir aksi itu nggak manusiawi. Terlepas dari kebanyakan umat memandang itu sebagai sikap epic nan berani sampai harus membakar diri begitu. Biar bagaimanapun, aku bilang sih, tetep itu bukan sikap yang sebaiknya ditunjukkan oleh kaum terpelajar.

Terserah mahasiswa kampus lain nganggep aku nggak solider ke mereka. Tapi pemikiran kritis dan diplomatis-lah yg dibutuhkan pada zaman ini. Ketika seseorang melakukan tindakan menyakiti diri sendiri, buat aku itu inisiatif yg nggak memikirkan jangka panjang dan sebenernya aksi yang nggak perlu.

Tujuan menyampaikan aspirasi demo itu kan bukan hanya untuk didengar, tapi sama-sama mencari solusi terbaik. Nah sekarang, tanya pada diri sendiri, apa bertindak ekstrem menyakiti diri sendiri begitu termasuk hal yang cerdas?

Toh sebagai orang yang bertindak heroik begitu, dia dapet apa sih? Sebanding nggak dengan pengorbanan dia? Bayangin betapa hancur hati orang tua harus kehilangan anak karena aksi anak itu sendiri.

Mahasiswa-mahasiswa kemaren siang berteriak: "ITB harus ikut bersatu dalam membela rekan" blah blah blah.. Yang mereka nggak sadar, Almarhum Sondang mau tak mau menorehkan sejarah kelam dan kasus kelabu di negara kita. Tindakan ini, menambah keruwetan negara yang sejak awal sudah kusut.

Atau think simple deh, dampak positif tindakan ini di masyarakat sendiri gimana? Bayangkan seorang anak SD nonton berita tentang aksi Almarhum yang mengorbankan nyawa sendiri. Ketika hal itu muncul di TV, dan ada anak kecil nonton, haruskah anak kecil itu menganggap tindakan tersebut epic terus dijadikan panutan bagi mereka? Hei.. Kaum terpelajar, pikir panjang lah.

Tanpa mengecilkan arti sebuah nyawa, saya nggak bermaksud menjelek-jelekkan atau tidak bersimpati sama Almarhum.

Berikut ada kutipan dari akun Keluarga Mahasiswa ITB (KM-ITB) @km_itb *FYI, KM-ITB itu BEMnya ITB*
"KM ITB akan menunjukkan sikap terhadap isu lewat gerakan pengabdian masyarakat riil, penyampaian aspirasi DPR, dan demo tertib dengan konten-konten jelas.

Apakah KM ITB mau diingat karena pemberian celana dalam atau karena kontribusi pada masyarakat dan bangsa? Cuma kita yang bisa buktikan."

mengutip lagi dari ex-presiden KM ITB 2009-2010 Kak Ridwansyah Yusuf Ahmad:
"KM ITB tidak mengikuti aksi tersebut bukan karena ITB banci atau apatis. Kita punya sikap, kita berduka untuk kepergian sahabat kita Sondang Hutagalung, tapi kita tidak akan mengisi kepergian beliau dengan aksi aksi dan aksi saja di jalan raya, itu tidak akan mengubah keadaan.

KM ITB juga tidak akan 'aji mumpung' beken dengan ikut secara latah aksi kepergian sahabat Sondang Hutagalung. Kami menghormati beliau, karena itu kami tidak akan 'menunggangi' keperian beliau. Percayalah kami sedang dan selalu berusaha membuat perubahan di negeri ini. Agar Indonesia menjadi negara yang layak dihuni oleh rakyat nya"


Jadi renungkan dan pikirkan, salahkah kami jika kami nggak ikut aksi itu? Cupukah kami?
:)

Kamis, 08 Desember 2011

3 Months Process in LSS (so far)

Hello again in my dusty blog :)

Maaf banget saya ucapkan kepada pembaca-pembaca blog ini karena saya agak disibukkan oleh kuliah kemaren. Sekarang UTS udah beres dan UAS is on going. Jadi yah, tinggal belajar memperdalam materi untuk UAS lah.

So in this post, I'd like to introduce you to my campus extracuricular. Kalau di SMA biasanya disebut Ekskul, kalau di universitas disebut Unit kegiatan mahasiswa.

Well, since I'm giving myself up on SEF-ITB, I'm officially retreat myself from debating. Aku udah pensiun dari debat. Itu pengumuman yang pertama. Jadi bingung kan, aku ikut unit apa kalau gitu?

Hahaha... Ketidaksengajaan membuatku terjebak di Lingkung Seni Sunda atau disingkat jadi LSS. Awalnya, aku sangat nggak tau Sunda itu apa, bahasa sunda itu gimana, keseniannya apa aja. Ya bayangin ajalah, nggak ada darah sunda sama sekali kan aku? Bisanya nyasar ke unit kesenian sunda.

By the way, asal-usul aku nyangkut di LSS juga agak lucu dan aneh. Aku bisa terjebak di LSS karena di daftarin temen aku yg namanya Angfau. Dia bilang "Udah, aku tau banget di sini nggak ada unit Kalimantan. Daripada nggak punya unit samasekali, mending gabung LSS. Aku udah daftarin kamu lho.. aku baik kan?"

What? I know nothing about Sunda and I suddenly fall into the trap.

Pertama main ke sekre(tariat) LSS, bingung dan cuma jadi kambing congek. Mereka pas ngobrol, sering banget ketawa, padahal aku nggak ngerti lucu dimananya. Beneran deh, cuma ngerti 'naon', 'hatur nuhun' sama 'punten' pas waktu itu. Aku ngerasa, udahan ah, abis ini nggak mau lagi main ke sekre LSS. Puyeng banget ngedenger mereka ngomong pake bahasa planet.

Tapi ternyata, Akang sama Tetehnya baik banget lah. Begitu tau aku bukan orang sunda (mereka mengira aku adalah anak Jawa yang dengan iklas masuk LSS karena ingin belajar budaya Sunda) mereka langsung ngajak ngobrol pake bahasa Indonesia.

Beberapa hari kemudian, ada pengenalan kesenian yg diajarkan di LSS. Ada degung, rampak kendang, kacapi suling kawih, umbul-umbul (khusus cowok) sama tari mamayang (khusus cewek). Pertama aku masuk mamayang, soalnya udah ditantangin sama seseorang. Dia bilang aku harus bisa nari dengan anggun!

Tapi akhirnya aku mutusin untuk nggak main kesenian dulu di tahun pertama ini, karena jadwal latihannya suka berbenturan sama jadwal kuliah. Jadilah aku pansus dekor di semester pertama ini.

Kenapa ada pansus dekor segala? Karena dalam proses sebelum kami dilantik jadi anggota resmi LSS, kami harus mengadakan presentasi kepada massa LSS. Bukan presentasi seperti PowerPoint lho ya. Presentasi maksudnya, PMA main kesenian yg tadi aku sebutin. Jadi emang nampil di stage gitu. Istilahnya tuh kayak nampilin sederet kesenian tadi.

Anggap aja ini sebagai proses calon anggota LSS. Oiya, kami para calon-calon ini disebut dengan PMA. Singkatan dari Program Mimitraan Anyar. Nah, kami para PMA ini sudah latihan selama 2 bulan, dan harus nampil di Presentasi. Haduh, susah ih ngejelasinnya gimana. Takut kalian ga ngerti sama bahasaku yg amburadul ini euy..

Jangan dikira gampang ya presentasinya. Sebelum sampai pada tahap presentasi, harus melalui tahap Latihan gabungan (latgab) 1, 2, 3 (seminggu sekali di hari Minggu) trus ada juga gladi bersih pas H-1 Presentasi (seminggu setelah latgab 3).
Latgab ini susunan acaranya kayak presentasi tapi yah, latgab ini gunanya buat nunjukin progress kita selama latihan. Istilahnya yah latgab itu gladi kotor lah.

Kerjaannya pansus dekorasi apaan sih? Nah, kan latgab dan presentasi itu diatas panggung. Kami harus mempercantik stage dan sekitarnya dengan dekoran dong. Tema tiap latgab berbeda-beda, tema Presentasi beda juga. Jadi artistik dekor tiap minggu harus bisa nyiptain suasana baru ke stage.

Seru banget, rame banget. Di kepansussan dekor sendiri ya, aku ngerasa klop dan seneng banget lah bisa kerja sama sama mereka. Sibuknya gimana, riweuhnya gimana, diomelin kakak tingkatnya gimana, sedihnya gimana kalau dekoran ga sesuai harapan. Sesuatu banget lah..
Barudak dekor, you're the best! >.<

Makanya aku langsung sering ke LSS. Padahal dulu aja aku ngerasanya kayak kejebak, salah masuk unit dan sebagainya. Tapi pas dijalanin, aku akhirnya menyimpulkan kalau LSS ini adalah 'Kejebak yang paling Alhamdulillah'. Memang Tuhan selalu punya rencana :')

Latgab-latgab, gladi dan presentasi sudah terlewati. bisa di bilang presentasi kemaren dianggap sukses. Aku puas lah sama dekoran dan sama kesenian-kesenian yg ditampilin. Keren-keren banget! Untuk ukuran pemula, pementasan ini udah hebat lah!

Gak terasa udah hampir 3 bulan ngejalanin proses PMA di LSS. Seneng-seneng aja sih ngejalaninnya, soalnya mostly seru (tapi memang ada bagian diomelin senior dan itu serem banget). Tapi rasa kekeluargaan di LSS ini bikin betah euy. Nggak ada jarak yang dominan antara kami sama senior.

Akang Tetehnya baik-baik banget. Selalu ngebantu kalau kami terlalu kesulitan mengurusi latgab dan presentasi. Temen-temen di sini juga banyak banget. Jadinya punya banyak kenalan dari berbagai fakultas. Dari sini juga banyak sharing cerita sama Akang Teteh dan sering dikasih motivasi mahabijaksana.

If my first family is my biological family, and my second family would be 'bilingual 9J smansa' then my third family is 'SEF Smansa' and forth family is definitely 'Sparkle'. I really hope this 'LSS' could be my fifth family.

Abdi reueus pisan tiasa diajar budaya Sunda, reueus pisan tiasa kenal rarencangan sadaya! :D
= Saya bangga banget bisa belajar budaya Sunda, bangga banget bisa kenal senior maupun PMA semuanya!

Senin, 31 Oktober 2011

Wisuda Oktober

Jadi begini pemirsa sekalian.. Saya mau curhat soal Sabtu kemarin, dimana sabtu tanggal 29 Oktober 2011 menjadi hari yang penting bagi sebagian umat di ITB. Mengapa bisa begitu? Sebab tanggal 29 Oktober kemaren adalah hari Wisuda pertama di tahun ajaran 2011/2012. Jadi tuh kayaknya di tahun ajaran ini, bakal ada tiga kali Wisuda. Nah, wisuda pertama bulan Oktober, trus yang kedua kayaknya April, yang ketiga Juli.

Well... skip the April and July for the future, since it hadn't happen yet.

But Wisuda Oktober is something. I think it's one of my memorable moment in my 1st year of academic in this Institute. :D

Kenapa sih heboh banget soal Wisuda Oktober? Emang Wanda diwisuda? Jelas aja nggak.. Emang ada gebetanmu yang diwisuda? Hooooo.... kebetulan tidak ada hubungan dengan gebetan sama sekali yaaa. #penontonkecewa

Well... more important than your best guest up there, I'm glad about this Wisuda Oktober because I was taking part in that ceremony.

Mari saya beri penjelasan singkat mengenai Wisuda ITB. Kalian tau kan kalau wisudawan dan wisudawati itu berasal dari jurusan yang berbeda-beda. Kalian tau juga kan kalau umumnya tiap jurusan itu punya wadah perkumpulan sendiri yang biasa di sebut 'himpunan jurusan'? Nah, udah jadi tradisi dari jaman dahulu kala bahwa tiap kali wisuda, pasti wisudawan dan wisudawati itu diarak sama massa himpunan mereka. Arak-arakan itu rutenya dari Sabuga ke kampus kemudian ada pertunjukan tiap himpunan di depan gerbang kampus.

Kalau mau tau gambaran arak-arakan dan performance tiap himpunan jurusan, coba cek di youtube ya, biasanya banyak tuh. Pokoknya pasti itu rame banget, seru, banyak yang nonton. Yah, meskipun seru dan keren, tapi terkadang arak-arakan itu tidak lepas dari perselisihan antar himpunan. Hehehe... yah begitulah dinamika kampus yah.
Nggak ada yang mau dong ya, arak-arakan ini jadi ajang perkelahian.

Oleh karena itu, pasti ada tim satgas wisuda yang bertugas menjaga arak-arakan sesuai dengan teklap yang udah di buat. Pas Wisuda kemaren, aku jadi Satgas Wisuda-nya.

Bukan berarti aku satpam, hei. Awas berpikir begitu.

kami satgas wisuda, jumlahnya 69 mahasiswa TPB (Tahun pertama). Di koordinir oleh Bang Sum, dan ada 3 danlap: Bang Mirza, Bang Glory, Bang Babdur. Hal yang paling perlu di antisipasi dari arak-arakan wisuda ini adalah perselisihan antar himpunan jurusan.
Areal penjagaan dibagi menjadi 3 wilayah: Sabuga, Saraga, Kampus.

Jujur agak susah, repot, dan capek banget. Kemaren aku udah ngerasain. Aku dapet posisi di jalur arak-arakan dalam Kampus. Agak takut memang waktu menghadapi massa himpunan yang bisa sampai ratusan orang itu, dan pastinya mereka jauh lebih senior daripada aku. Wuah... tantangan banget lah.

Nih, kronologis pengalaman aku selama persiapan wisuda oktober, dan saat hari-H jaga di sektor kampus, di jalur arak-arakan tersebut:
seminggu sebelum wisuda oktober, tiap malam hari kami selalu simulasi wisuda sampai kira-kira jam 10 malem. Kami wajib menghapal warna jaket himpunan dan nama himpunannya. Gawat kan kalo sampe ketuker, himpunan A kita salah nyebut himpunan B. Bisa dikeroyok massa himpunan itu. Persiapin mental soalnya yang dihadapin itu senior. Latihan lobbying, in case kakak-kakak himpunan pas ngarak nggak mau berhenti maupun nggak mau disuruh jalan.

Pas hari H, jam 7 pagi udah kumpul di spot untuk briefing. Jam 11 udah siap di posisi jaga. Jam setengah 1 arak-arakannya baru mulai. Wilayah jaga aku termasuk luas. Jarak antara aku sama temenku di kiri dan di kanan 80 meter ada kali ya. Jadi tiap kali mau koordinasi dengan mereka, mesti lari ke tempat mereka dulu.

ke hectic-an mulai terjadi ketika himpunan ke-3 yang melewati spotku jalannya agak melambat. Jadi himpunan lainnya yang mengantri di belakang dia mau tak mau harus di lobby untuk berhenti sejenak, agar tidak mendahului himpunan ke-3 tadi.

Terus aja begitu, selama 2 jam. Antri himpunan lah, macet lah. Udah nggak terhitung udah berapa kali aku lari ke tempat temen aku, koordinasi dengan mereka keputusan apa yang sebaiknya diambil. Tiap Korlap himpunan udah aku lobby. "Bang, kalau bisa, massa himpunan abang jangan jalan dulu ya, Bang. Soalnya di depan masih macet. Percuma abang gerak sekarang, pasti ntar di sana berhenti lagi. Kami udah berusaha ngatur supaya di depan abang jalannya lancar. Jadi di sini berhenti dulu ya, Bang. Nanti saya kasih tau kapan abang bisa mulai jalan." itu tuh kata-kata ku kalo misalnya mau ngelobby biar massa himpunannya ga nyelonong.

Ada yang respons nya nurut sama aku. Kalo di minta berhenti, iya oke no problem. Tapi yang nggak mau ngedenger juga banyak, tetep aja nyelonong meski udah kami larang -___- kalo udah kayak gini, cuma bisa pasrah. Nasib junior kayaknya.

Hari yang panjang dan melelahkan banget lah #cielaaaah susah ngejelasinnya gimana perasaan waktu itu. Kalaupun mau cerita detilnya gimana pas aku jaga, pasti bakal panjang banget kayak novel *lebay*. Pas jaga, trus pas lari-lari sana-sini, lobby sana-sini, riweuh sana-sini, itu emang kerasa capek, tapi capeknya itu masih kalah sama stress mental. Pas acara arak-arakannya selesai (dengan damai! :D) dan waktu jaga kami udah selesai, baru deh pegel di kaki kerasa. Rasanya kaki mau copot!

Tapi jujur, seneng. Soalnya bisa punya kesempatan interaksi sama massa himpunan secara langsung. Yah, nge-lobby mereka gitu misalnya, menjadi suatu kebanggaan tersendiri kalo kita bisa bikin mereka ngedenger omongan kita. Tapi iya sih, emang kemampuan kami masih jauh dari performa sempurna seorang satgas wisuda. Namanya juga pengalaman pertama. Emang sih capek, tapi beneran deh.. bikin nagih! Pengen ah jadi satgas Wisuda April. :)

haha.. segitu dulu deh curhat aku kali ini. Lain kali kalo ada hal seru lainnya, bakal aku share lagi.


NB: bukan bermaksud curhat soal himpunannya kok. Aku mah santai wae, soal himpunan saya maklum kok. Saya ga ada niat ngejelek-jelekin himpunan apapun lho yaaa... in case ada yang baca terus salah paham.

Rabu, 19 Oktober 2011

(One of) the Dinner with My Friends

Hai, aku baru saja pulang dari makan malem bareng beberapa temen kuliah aku. Yah, ga banyak sih, cuma berlima aja. Aku, Arinda, Amel, Hudan, sama Teo. *For who they are exactly, I think I'll explain later. I'll make a post to talk about them and some others*

At first, we talked about lots of thing, and nothing special nor important. And somehow, it changed when Mas Teo said something about his elder sister broke up and 'galau'. Ya langsung aja, kami sepanjangan makan malem itu ngobrolin hal cinta-cinta ataupun itulah.

Meet my friend, Hudan, that 'preman'-faced yet a very wise-advisor. Dia tuh ga ada tampang bijak sama sekali. Tapi tadi dia ngebuktiin, kalo dia itu orang yang berpengetahuan luas dan emang bisa ngasih nasehat yang baik tentang percintaan.
Dan dia bukan tipe orang yang jaim. Dia blak-blakan ngomong soal sifat cowok sesungguhnya dan apa adanya cowok kalo ngelihat perempuan, maupun kalo memandang suatu hubungan.

I'd like to share to you guys, but it was just too much to be written. And hell, he knows how to make his words as beautiful as Mario Teguh's quotes. Fool me, I didn't write or make a note of his words!

Inti pertama dari saran Hudan: Cowok itu mesti berani ngambil resiko. Ada saatnya cowok menjaga diri dari cewek dan lebih fokus sama kegiatan. Tapi cowok juga pasti ga pengen sendirian. Analoginya tuh, kalo seorang cewek jadi single parent, dia akan survive. Tapi kalo cowok jadi single parent, pasti dia akan nikah lagi. Itu kebutuhan!

Inti kedua: Bisa saja dua orang yang belum pernah bertemu sebelumnya, ketika mereka bertemu, ada perasaan seolah-olah jantung itu dag-dig-dug-ser, atau darah mengalir lebih cepat. Jangan dilawan, secara naluri itu pertanda bahwa dia adalah orang yang tepat. Dag-dig-dug-ser tadi disebut chemistry atau perasaan 'klik'. Bisa jadi memang hanya orang yang tepat untuk saat itu, tapi bisa juga orang yg tepat selamanya :)

Sebenernya ada banyak lagi inti, cuma pas ngobrol tuh tadi totally randomized-topics. Jadi ga inget juga apa-apa aja inti permasalahannya. Lagian Hudan tuh ngomong sesuatu berdasarkan curhatan kami gitu. Misal, si Arin curhat sesuatu, trus si Hudan ngejawab "Ah, kalo aku bilang mah dia emang naksir kamu. Cuma kamunya kurang ngasih respon. Coba kamu lebih kasih sinyal. Pasti dia yakin buat lanjut ngedeketin kamu."
Gitu sih.

Atau ketika Amel curhat: "Gimana sih kita tau kalo cowok itu merhatiin kita?"
dan Hudan jawab dengan santainya, "Cowok itu, kalo naksir cewek keliatan banget. Ga kayak cewek, pinter nyimpan ekspresi. Ada dua cara. Coba aja kalo kamu lagi di sekitar orang yg kamu curigai naksir kamu, kamu pura-pura melayangkan pandangan ke sekitarnya. Nah, pas kamu liat dia dan dia liat kamu, kamu perhatiin terus aja. Kalo dia langsung mengalihkan pandangan, berarti dia salting. Cara kedua, kamu pergokin dia pas lagi ngeliatin kamu. Kalo misalnya dia ngeliatin kamu sambil sibuk melakukan hal lain, itu sih cuma kebetulan aja ngelirik ke kamu. Tapi kalo cowok itu emang niat ngeliatin kamu, dia pasti ga ngelakuin apa-apa kecuali mandang kamu."

Akhirnya, setelah segala perbincangan tentang curhat-curhat tadi tercipta satu teori yang aku buat sendiri, berdasarkan curhatan temen-temen. Nyadar atau nggak, suka atau nggak, maybe my theory is 'so you' but maybe it 'so different from you', tapi ini deh analisisku.
"Tiap kita memaparkan kriteria cowok yang pengen kamu jadiin pacar, kriteria itu adalah kriteria-kriteria yang berbeda drastis dari kepribadianmu sendiri. Secara natural, kita ingin memiliki pasangan yang tidak memiliki sifat seperti kita."
Itu teoriku.

Oke contoh, ambil kriteria cowok yang aku pengenin:
Cowok yang berwibawa. Bukan Jaim, tapi tau bagaimana bersikap yang tepat di waktu dan tempat dimana dia berada. Berwibawa itu biasanya pandai bersikap dan biasanya orangnya tenang. Kalau sudah berwibawa, pasti kharismanya keliatan. Biasanya juga orang berwibawa itu pasti bisa menempatkan diri sebagai orang yang bijak jika dibutuhkan.

Jadi intinya, secara ga sadar aku itu bilang kalo aku butuh cowok yang kalem. Karena apa? Karena aku orangnya cenderung berisik dan cerewet. Dia harus tau bagaimana bersikap tepat di situasi yang ada. Disaat aku berisik, dia bisa membuat aku kalem. Disaat aku panik, dia bisa menenangkan. Itu orang yang berwibawa. Karena emosi aku masih suka labil. Bukan berarti pendiam karena ketika aku lagi badmood, dia bisa dengan wibawanya bikin aku ngontrol emosi dan good mood lagi.

Istilahnya gitu deh. Coba deh kalian, spesifikasiin kriteria cowok idaman kalian. Tapi secara spesifik, jangan yang secara umum seperti "Baik" atau "Perhatian". Kasih deskripsi yang jelas, dan kalian akan sadar, kalo deskripsi cowok kalian itu pasti tipe orang yang berbeda dari karakteristik kita. Kalo kamu orang yang pendiam, biasanya butuh cowok yang easy going sebagainya. Sehingga nanti bisa saling menutupi dan perbedaan itulah yang membuat hubungan sempurna. *cielaaah... gayamu kayak pernah pacaran aja!*

My suggestion: If you wish to have a good-listener and problem-solver at the same time, Hudan is your guy!


FYI, We started having dinner at 7 and we finished our conversation exactly at 10 past 10. Imagine how the restaurant waiters think about us. We was there from the dinner time till the restaurant itself was about to close -_-
Godly heaven, tomorrow I'll have a chemistry quiz and I came home late at night! >.<
Soon guys, I'll catch you later (I'll catch this chemistry stuffs first)

Finally A Post within Couple Months!

First of all, deeply apologize to my dearly blog.
Yeah... I kinda abandon you for more than a month, allright almost 2 months, I know. And yes, dear blog, to satisfy you, I could tell that I feel like abandoning my own child.

-- Note that I never own a child before. I'm just bragging --
*sebagai ganti atas menghilangnya saya dari blog ini, saya post beberapa judul sekaligus! okeeeh? dan yaah.. topiknya sekitar kuliah-kuliah aja ya.*

yeah, now,
Well guys, especially for those freshmen in universities, how was your life going on?

Sekarang saya mulai merasakan sibuknya jadi mahasiswa. Tepatnya semenjak libur lebaran usai. Bukan lagi atmosfer santai yang saya rasakan. Haha... masalahnya adalah, kalau masih santai kayak jaman SMA dulu, pasti aku bakal ketinggalan dari temen-temen yang lain. Jangan sampai deh :P

Tugas-tugas satu persatu diberikan sama dosen masing-masing matkul. Yah, cukup direpotkan sih, tapi memang inilah kerjaan mahasiswa. Kalau santai mah, semua orang ga bakal ada yang mundur dari kuliah sih.

Selain tugas, ya kuis-kuis. Ga beda banget sih dari jaman SMA. Ada ulangan harian juga. Ada tugas juga. Kayaknya memang gitu semua ya kalo tahap menuntut ilmu. Hehehe...

Tapi kuliah ga cuma kuliah. Kalo sekedar pulang pergi kampus sih pasti ga bakal ada sensasinya. Yah emang sih, kalo jadi mahasiswa yang study-oriented bisa jadi nilainya bagus-bagus. Secara belajar terus. Tapi tetep aja, sosialisasi itu perlu banget. Apalagi mahasiswa perantauan kayak aku. Punya kenalan banyak itu membantu banget! Bakal rugi dan ntar ribet kalo ga punya kenalan.

Kenalan sama anak satu angkatan bisa bermanfaat banget. Misal, anak FMIPA udah praktikum tadi, trus aku praktikumnya besok. Nah, bisa tuh kita nanyain, praktikumnya ngapain aja, bisa lah dapet bocoran dikit. Soal kuis juga gitu.

Kalo kenalan sama kakak tingkat ya, wuih... seriusan, kita bakal dapet banyak keuntungan. Secara mereka-mereka udah lebih berpengalaman sebagai mahasiswa dibanding kita-kita, bisa banget lah minta tips and trick sama mereka. Atau minta di ajarin sama mereka aja tuh, gilaaaaa... tentor gratis *lirik Kang Jemi, anak perminyakan yang sering aku todong dengan soal-soal kuliah dan minta diajarin sama dia*

Makanya aku sekarang jadi aktif di beberapa unit kampus dan ikut kepanitiaan acara-acara besar di ITB :) *Lain kali akan saya bahas khusus mengenai kepanitiaan dan unit ini ya*

So yes, my college term is kinda hectic and keeping me busy. But at least I tried to put college and the additional stuffs balance.

Ah sudahlah, ini adalah kata pembuka sekaligus ucapan permintaan maaf saya karena saya jarang sekali ngepost di sini. Mungkin saya akan sering-sering nyempatin diri ngepost. Jujur aja, kalo di tanya pengalaman yang pengen di share, pastinya ada banyak banget! XD cumaaaa... ya itu, terkadang kalo udah sampe kosan, lupa tadi ngapain aja.

Yaaaaah... share-an saya yang lebih tertata rapi ada di postingan selanjutnya. Silahkan jangan bosan-bosan visit blog saya (yang sudah cukup lama tidak diurusi) ini :)

Kamis, 01 September 2011

Sampah Tentang Malam ketika Malam

Sekali lagi malam, kita bertemu lagi. Bosan kau bertemu aku? Bertemu wajah yang sama seperti kemaren. Begitupula dengan siang. Nasib kalian berdua sungguh sama dan tragis. Lebih-lebih lagi, tak bosankah kalian dengan berganti giliran menjaga semesta? Sampai kapan kalian tahan?

Aku hendak menyuruhmu mengambil rehat, melepas penat. Sebentar saja lupakan regulasi itu. Aku membayangkan ketika malam menikmati liburnya, bagaimana dengan dunia yang ditinggalkan. Kacau, sudah pasti.

Mereka bilang, segala sesuatu bergantung padamu, Malam. Senangkah kau dianggap penting bagi semesta? Bagaimana tidak. Malam itu perlahan berubah sunyi, semakin gelap, dan lelap. Semua manusia memetik untung dari datangnya malam.

Mereka yang senang hatinya, sepasang adam-hawa menikmati santap malam hari ditemani cahaya redup lilin dan musik lembut. Mereka yang tenang karena akhirnya dapat menggenggam jemari orang tersayang selagi tidur. Mereka yang lelah oleh riuhnya siang hari, akhirnya dapat menikmati sejenak imajinasi dalam kepala dan dunia mimpi.

Mereka yang tengah malam merasa gundah dan resah. Tak tau kepada siapa harus berkata, hanya dapat merana seorang diri di sudut kamar. Apa istilahnya jaman sekarang? Galau? Ya, itulah yang aku maksud. Mereka menantimu dengan harap, wahai malam. Menunggu detik berlalu dan langit perlahan menutup tirai sehingga cahaya matahari tak masuk menembus bumi. Mereka yang rindu pada bulan bintang yang sinarnya tak seterang surya. Mungkin warna gelap itu sesuai dengan suasana hati mereka saat itu. Gelap. Kelam.

Kau teman setia mereka, malam. Tanpa kau sadar, mereka muncul dan menampakkan perasaan hanya ketika kau datang. Pikiran mereka berkecamuk ketika malam, semakin waktu berdetak, semakin mengalir perasaan mereka dan air matapun luruh. Tak sampai hati aku melihatnya. Betapa kau tegar melihat peristiwa itu setiap hari. Kirimkan salamku pada mereka. Beri tahu mereka, kalau yang mereka masalahkan itu cinta, ingat selalu cinta itu mengajarkan banyak hal: disayangi, menyayangi, mengingat, menyatu, berbeda idealisme, berakhir, melupakan, dilupakan, dan belajar.. Mereka hanya merasa sulit untuk belajar. Namun, sulit itu bukan berarti mustahil. Beritahu mereka begitu.

Dan bagiku sendiri, malam memiliki makna berbeda, terlebih lagi saat ini. Momen dimana mata belum ingin terpejam. Jemari sudah lelah menekan tombol remot dan TV kehilangan daya tariknya. Masa dimana mulut terlalu malas mengunyah dan perut lelah mencerna.

Lalu apa yang aku lakukan? Aku memutuskan menulis. Menulis itu tidak perlu di waktu tertentu,dan tidak perlu membahas sesuatu tertentu. Cukup tuangkan ide yang terlintas. Begitu bukan? Aku melakukannya. Saat ini..

Hingga akhirnya sisi lain diriku mengatakan, "cukup menulis kali ini. Kau sudah cukup menghabiskan detik bersama malam. Kau lelapkan dirimu sekarang, dan biarlah waktu berlalu tanpa kau mesti sadari.. Bukankah malam sudah bosan menghabiskan waktu denganmu?"

Oh, sekali lagi tidak. Ini bukanlah sajak amatiran. Ini juga bukan ajang pembuktian bagiku. Apa pula yang ingin aku buktikan? Aku tidak pandai berbahasa. Ini hanya coretan omong-kosong yang tercipta dari rangkaian-rangkaian suku kata pendek. Ya, ketika kau menebak, "Ini hanyalah sampah" dan itu benar. Sampah yang aku perlihatkan pada kalian dengan sedikit sulapan harmonisasi sehingga tampak lebih baik dari aslinya. Tak ada yang perlu kau tangkap. Tak ada makna berarti.. Hanya cerita dan untaian kata yang terajut dalam benang-benang otakku.

Ditulis oleh, penyampah ulung, namun perangkai kata yang buruk.
Satu hal, ternyata aku bisa menulis :)

Rabu, 17 Agustus 2011

A Delightful talkshow

just to remind you, I write this post a week ago, and had a chance to post it just now.

Allright, so I actually have something to share to you guys, about Kick Andy off-air show held in Sabuga Last friday (12 Agustus 2011) afternoon. So, here we go guys!

This Kick Andy thingy come to my mind on Wednesday because my campus sold the tickets *for IDR 20,000* and me and my friends finally decided to watch the show. I frequently watch Kick Andy show (don't ask me when! Of course back there in Samarinda where I still have a TV) and now I had a chance to watch him live! Yes, I kinda excited about this show..

Topik yang diangkat di Kick Andy Show ini sebenernya udah pernah jadi salah satu episode-nya. Jadi cuma sekedar re-run episodenya. Tapi tetep tidak mengurangi esensinya kok..

Start from the Title of the show: Lentera Jiwa

Topiknya mengenai orang-orang yang sukses lantaran bekerja mengikuti passion dalam dirinya. Jadi maksud Lentera Jiwa itu adalah passion kita yang menuntun kita dalam berkarir. Seenggaknya itulah yang aku rangkum dari acaranya. Intinya sih, kalau bekerja, harus di bidang yang kita sukai, cintai. Live your job, do what you like, and the money will come to you. :)

Yah.. seandainya hidup bisa semudah itu.

1st Narasumber: Yoris Sebastian (according to my friends, he's cute. Note that!)
Precisely, when he was 26 years old, he became the Hard Rock Cafe General Manager! He's brilliant and now he's got his own company.. Dia bilang dia enjoy menjalankan pekerjaannya, sehingga bisa sampai jadi orang yang sukses seperti sekarang. Cliche but true he didn't even graduate from his Accounting Faculty. Isn't he rock?

Wait, did you just make a mental note that 'someone can be success without having a high academic career'?

Mengutip kata-kata mas Yoris: "Saya memang quit kuliah saya dan memilih menjadi GM Hard Rock. Sebelum quit, saya diskusi dengan ortu saya, 'apa perlu gelar S1 disaat saya udah jadi GM?' Tapi bukan berarti saya menyarankan kalian melakukan hal yang sama. Jangan meninggalkan kuliah, kecuali kalian mendapat kesempatan emas seperti yg saya dapatkan!"

Keep it in your bare mind!

2nd Narasumber: Mas Nugie *itu lho.. drummernya The Dance Company*
Justru Lentera Jiwa itu diambil dari judul lagu yang dia ciptakan. Curhatannya Mas Nugie sih, dia dulu kuliah FISIP UI, terus akhirnya memutuskan cabut dan menekuni dunia musik. Dia yakin uang bukan jaminan, asal dia menjalankan yang dia cintai. Dan, yah, akhirnya dia bisa seterkenal sekarang :D

3rd Narasumber: Mas Wahyu Aditya (he's my fave!)
Sejarahnya sih, profesi dokter itu udah turun temurun di keluarga dia. Dari buyut sampe ortunya dokter semua. Jadilah dia diarahkan untuk jadi dokter. Tapi dia nolak karena lebih punya passion ke seni rupa. Jadilah dia menggebrak tradisi dengan kuliah DKV di Sidney. Singkatnya, karena dia living his passion, dia bisa jadi seorang yang sukses sampe-sampe punya sekolah animasi sendiri! Dia juga penggagas Kementerian Desain Republik Indonesia (belum/tidak sah) yang disingkat KDRI. Emang sih, bukan institusi resmi, tapi seru banget dan banyak yang udah kenal dia. Liat desain karya mas Adit deh! Keren banget tauuuuk..

The point is, jangan masuk ke satu bidang pekerjaan karena hanya ikut-ikutan, atau gaji tinggi. Ikuti kata hatimu, live what you love. Passion atau istilah di Kick Andy Show itu 'Lentera Jiwa' bakal menerangi perjalanan karirmu :)

Mereka bilang, Lentera Jiwa itu perlu dicari dan ditemukan. Tapi setelah berhasil menemukannya, hidup kita bakalan dipenuhi rasa syukur.

By the way, yang ragu sama jurusan, yang takut salah jurusan, yang masih bingung sama jurusan, semoga setelah baca ini udah ga takut lagi..

dengerin aja lagu 'Lentera Jiwa'nya Mas Nugie, I kinda like this song. :D

Kamis, 28 Juli 2011

10 'Melted Me' Songs

Di posting kali ini, saya sedang tidak ingin curhat, oke? Hahaha... Masa curhat melulu sih, ya ntar blog ini isinya mellow terus dong u_u Tapi memang kebetulan aku lagi bosan. Terpaksa ngetik-ngetik aja deh ngisi waktu.

Jadi gini, aku tetiba keinget obrolanku sama seorang temen disaat kami lagi dengerin lagunya Bruno Mars yang 'All She Knows'. Trus temenku bilang gini:
"Gile.. Romantis abis ini lagu! Parah nih kalo gini caranya. Gimana nggak masuk jebakan buaya darat? Orang denger lagu romantis aja udah meleleh gini! Apalagi digombalin sama Playboy Profesional?! Gak gak kuat deeeh..."

Jadi sekarang aku kepikiran.
How about a share? Kebetulan aku lagi pengen share tentang musik nih.. Kali ini temanya 'Romantic Love Songs' aja! Gimana gimana? Pada mau nggak?
Kalo ngomongin lagu-lagu romantis sih gak ada habisnya yah. Pasti muncul terus deh lagu yang bagus-bagus.
Tapi toh aku tetap punya tracklist yang melekat dikepalaku.

Mulai dari kategori oldies tracklist yuk. Jadi top ten lagu-lagu cinta taun 80's sama 90's gitu, pokoknya jaman ortu kita banget deh.. Mari kita jelajahi lagu yang berkesan buatku. Tanya sama ortu juga ya, siapa tau ini salah satu lagu kenangan mereka. Oiya, niatku sih satu penyanyi aja di chart, jangan maruk satu penyanyi sampe masuk dua kali gitu. Nanti aku kasih other references ya, lagunya sama bagusnya kok pasti!
Bakal aku selipin killer line-nya masing-masing lagu juga kok :)

My suggestion? Download the songs. Boys, sing these lines for your girl :D

1. Hello - Lionel Ritchie
About the song: Oke, bayangkan! Siapa yang gak mau punya secret admirer, diam-diam doi merhatiin kita, dan suatu hari gak disangka-sangka dia nyanyiin lagu ini buat kita?! This love story couldn't be better! <3

killer line: "Tell me how to win your heart, for I haven't got a clue.. But let me start by saying, I love you~"


Other reference: Stuck On You



2. Right Here Waiting For You - Richard Marx
About the song: Liriknya dan musiknya itu lhoo.. dari awal udah touchy banget! By the way, Dad, thanks udah sering ngulang-ngulang lagu ini di rumah dan menularkan candu lagu ini padaku. You know what good song is all about! :P

killer line: "Whatever it takes, or how my heart breaks.. I will be right here waiting for you~"



3. If You're Not The One - Daniel Bedingfield
About the song: I love his voice! I LOVE EVERY LINE OF THIS SONG! #gaknyante Somehow it's just an easy-listened music, soulful track, easy-to-be-understood lyrics. Propose me? Sing this one for me, and I won't say no..

killer line: "And I hope you are the one I share my life with... And I wish that you could be the one I die with.. And I'm praying you're the one I build my home with... I hope I love you all my life~"
*Melted*


4. Can't Smile Without You - Barry Manilow
About the song: Aku sama adekku yang cewek jarang sepaham soal lagu. Tapi kami sepakat ini memang lagu bagus. Jadi, nggak diragukan lagi deh, kalo kami berdua sepakat, artinya memang lagu ini bagus :)

killer line: "I feel sad when you're sad.. I feel glad when you're glad.. If you only knew, what I'm going trough.. I just can't smile without you~"



5. How Deep Is Your Love - Bee Gees
About the song: Entah kenapa aku suka sama lagu ini. Musiknya enak, udah gitu liriknya ringan aja sih. Tapi tetep punya makna. Slow dancing with your partner using this song? Why not?

killer line: "And you may not think, I care for you... When you know down inside, that I really do~"


6. Against All Odds - Westlife ft. Mariah Carey
About the song: Lagu ini udah jadi favorit aku dari SD. Dulu sukanya karena dengerin suara pria-pria ganteng ini aja, secara belum ngerti artinya. Eh.. ternyata liriknya dalam sangat ya! When love comes, You definitely will against all odds o:)

killer line: "I wish I could just make you turn around, turn around and see me cry.. There's so much I need to say to you, so many reasons why~"

Other references: My Love, Close, More Than Words, No Place That Far


7. Nothing's Gonna Change My Love For You - George Benson
About the song: What else can I say? The title already tells me what I want to hear! Tolong judulnya diucapkan dengan sepenuh hati dan tulus ya, boy..
Pantes bokap demen ngulang-ngulang lagunya, wong keren gini liriknya.

killer line: "Nothing's gonna change my love for you.. you ought to know by now how much I love you~"


8. As Long As You Love Me - Backstreet Boys
About the song: Iya, saya tau.. Ini lagunya cheesy dan gombal banget. Yakin gak peduli bibit bebet bobot? Hahaha.. Tapi toh tetap saja keren. Dan romantic love song tidak harus selalu mellow kan?

killer line: "Every little thing that you have said or done, feels like it's deep within me.. Doesn't really matter if you're on the run, it seems like we're meant to be~"


9. Don't Wanna Miss A Thing - Aerosmith
About the song: Ini nih, salah satu lagu hardcore yang menye-menye. Rocker juga punya rasa punya hati, mamen... Well, one thing for sure. If you're in love, you don't wanna miss a thing about her/him :)

killer line: "I just wanna hold you close, and feel your heart so close to mine.. And just stay here in this moment, for all the rest of time~"


10. Close To You - The Carpenters
About the song: Mau bobok sambil mbayangin wajah si doi? Ya sekalian aja denger lagu ini biar lebih afdol. Ini nih, lagu yang menjawab pertanyaan kalo cewek muji-muji cowok tuh kayak gimana sih..

killer line: "That is why all the girls in town, follow you all around... Just like me, they long to be, Close to you~"


Oke, 10 lagu yang telah saya pilah-pilah dan menghasilkan 10 Besar *dengan beberapa references* Kalian setuju? Tidak setuju? Punya jagoan lain?? Monggo saya diberi tahu. Namanya juga sharing..
Special thanks to (pastinya) Bokap yang mewariskan selera musiknya padaku. Like father like daughter ya gini nih.

Mungkin yang track tahun 2000's akan saya masukkan di post lain. soalnya takut kepenuhan kalo dimasukin disini juga. Tunggu saja ya :)

Udah yaa.. mau ngemil keripik dulu

Selasa, 26 Juli 2011

Keep This Post Silent

Saat ini saya tidak sedang berada di Samarinda, kawan! Tidak juga di Tanggerang.
Saat ini saya tidak sedang berada di home sweet home. Tidak juga di rumah keluarga.

Bisa di bilang saat ini saya 'one step ahead to my dream'. Karena apa? Akhirnya bisa juga saya merasakan atmosfer kota Bandung.

Bandung! Kota yang sangat menyenangkan, sejuk, dan bisa dibilang surga belanja.

Tapi aku tidak sedang berbahagia, well.. untuk saat-saat ini lah tidak bahagianya. Gak tau nanti, semoga jadi bahagia setelah nanti-nanti.

Bandung memang kota menyenangkan... kalo kita punya banyak teman. Lha, aku? Sedang mencoba beradaptasi dengan dunia baru. Di sinilah memang saat dimana aku harus mengasah skill bergaul dengan orang lain. Aku kan agak canggung, tapi kalo canggung itu tidak dimusnahkan, nanti gak dapat-dapat temen.

Bandung itu kota sejuk... bagi orang-orang yang menyukai dingin. Aku kan alergi dingin. Bagiku aku harus beradaptasi dengan dinginnya air yang seperti air kulkas itu. Tapi jangan dikira aku akan putus asa. No way!

Bandung itu surga belanja... kalau tau harus mencari kemana. Well.. kan aku belum tau mana-mana. jadi lingkungan yang aku sedang pelajari hanya lingkungan kampus dan kost kostan.

Oiya, ngomongin kost kostan, akhirnya aku belajar satu hal baru. Aku dipaksa belajar tentang kemandirian. Suka tidak suka! Karena aku yang memutuskan mau masuk ke ITB. Dan yaah.. konsekwensinya adalah, aku harus belajar mandiri.

Aku hanya belum terbiasa dengan suasana serba-sendiri ini. Aku tau kalo ngekos itu susah *melirik Intan dan Ganang yang telah terlebih dahulu* tapi yah.. tetap aja masih kagok ketika kita real menjalaninya.

Bangun pagi, jangan harap dibangunin mama. >.< kalo kesiangan, itu deritamu Wan! Makan sehari 3x, tiga tiganya mesti beli diluar. Jangan harap di meja makan udah disiapin Lauk pauk seperti saat aku berada dirumah. Jangan harap ada mama yang siap menemaniku kemana-mana.

Boleh jujur? Aku sempat nangis seharian di kost kostan. Nangis, terus berhenti. Abis ditelpon mama, nangis lagi. Mau tidur, sempetin diri nangis lagi..
Mungkin ini yang namanya homesick. Sempat mikir "Well.. seharusnya aku di Unmul aja. Aku takut nggak sanggup hidup sendirian. Aku kan teledor!"
Nangis karena cuma bisa curhat sama mama di telpon soal kehidupan sehari-hari, kegiatan apa aja yg aku lakuin hari ini. Kan aku ini termasuk anak mama. Kalo ada apa-apa selalu cerita ke mama.

Sama papa juga gitu, aku tiap malem ditelpon. Ditanyain kabar, udah makan apa belum, awas jangan sampe kena maag, tidur jangan kemaleman, jangan sampe masuk angin. Seberapapun besarnya aku sekarang, di mata mereka aku tetep anak mereka yang manja.

Aku nangis ngeliat perhatian mereka tiap hari, memantau perkembanganku terus. Aku nangis karena homesick dan pengen banget ngerasain suasana yg homey maupun suasana ketika aku kelahi sama adik-adikku. Somehow, aku kangen adik-adikku yang mucil banget itu!

Well.. Alasan utama aku nangis mungkin karena ketakutan. Takut kalo aku nggak sanggup hidup berjauh-jauhan dari ortu. Takut kalo tanpa mereka hidupku bakal berantakan dan gak terarah. Takut kalo udah jauh-jauh kuliah di sini malah ngecewain mereka.
Meski papaku sempet bilang "Nggak ada anak yang berniat ngecewain orang tuanya. Nggak ada orang tua yang dikecewakan dengan anaknya kalo si anak masih punya niat untuk membuat orang tuanya bangga."
Daddy :') jangan ngomong gitu pang. Tambah ngucur nih air mata..

Tapi yang bikin aku lebih takut lagi, kalau sampe mereka tau aku nangis kayak gini, mereka bakal khawatir. Takut kalo mereka terbebani dan kepikiran soal aku yang homesick ini. Nanti mereka gelisah lagi mikirin aku yang kekanak-kanakan ini. Aku udah jauh dari mereka, masa masih tetep ngebebanin batin mereka sih?! Fokus Wan, tegar..

Udahlah. Aku putusin untuk nangis hari ini, sepuas-puasnya. Biarin aja hari ini mataku bengkak karena Air mata seember yang udah keluar. Orang rumah nggak perlu tau tentang aku mewek bombay gini. Makanya aku curhat di blog *Thank the God for the invention of Blog*. Tapi besok-besok, aku udah harus ngejalanin hidup lagi.

Suka nggak suka. Senang nggak senang. Enak nggak enak!
Ini udah pilihan, jangan menyerah, jangan menyesali. Waktuku 4 tahun untuk ngebuktiin kalo aku bisa ngebanggain orang tua. Ngebuktiin kalo pengorbanan mereka buat aku nggak sia-sia.
Itu aja yang penting.

Kan siapa tau nanti aku kerja di Kal-Tim. :) Jadi bisa deket-deket sama mereka lagi.
AMIIIIIN :D

Kamis, 21 Juli 2011

Not The Naked Traveler

Saya sedang kepengen jadi seorang Trinity KW 3 deh, boleh?
Haha.. apa sebab aku bilang gitu? Karena aku baru aja nyampe di kota Jakarta, Ibukota Indonesia tercinta ini. Dan, yah, bilang saja saya seorang turis lokal yang mencoba menikmati kota Jakarta, secara aku cuma 1 hari 2 malam di sini.

To begin this all with, aku bukan mendatangi daerah yang mewah bertaburan gedung bertingkat dan kelap kelip lampu kota di sepanjang jalan tol. Well.. aku nggak tinggal di daerah itu. Aku tinggal di pinggiran Tanggerang, wilayah orang-orang kelas menengah. Yang pasti bukan daerah orang gedongan deh.

Mau tau kondisinya? Well.. kumuh. At least that's how I decided on my first impression. Rumah rumah tuh dempet banget dan ga teratur. Istilah kasarnya, dimana ada lapak *sekecil apapun* pokoknya dibangun rumah. Papan penanda pelebaran jalan berserakan dan memang jalannya jadi penuh material batu dan pasir gitu. jadinya sempit dan pasirnya beterbangan tiap lewat. ga cuma 100 meter, tp sepanjang jalan.

Sampah berceceran di sepanjang jalan, trus ada kali gitu yg airnya item dan baunya.. err.. semerbak! My first impression shows dissatisfaction? Definitely!

Pagi ini, aku diajak naik kereta. Been a decade since the last time I took a ride on a train. Karcis kereta non-ac? a thousand rupiahs :) kebetulan aku ngambil kereta dari Cipondoh (Stasiun Poris) ke Tanah Abang.

Yeah, I didn't expect much on a thousand rupiahs ride. But it's alright, that's what traveling suppose to be, was not it? Gerbongnya berserakan sampah *untung gak banyak*, orang-orang dari kelas menengah pada naik kereta yg sama.
pedangang yg terus teriak "Mijon.. Mijon.. Mijon! Akua-nya Ibu! Poci yang dingin yang dingin!"

tiap keretanya melaju dari satu stasiun ke stasiun yg lain dengan kecepatan tinggi, pasti pemandangannya sama. di pinggiran rel, rumah-rumah mepet dan sampah bercecerah. baunya itu lho.. kan kereta kalo kenceng anginnya banyak. Bukannya seger malah bikin isi perut berontak karena baunya itu.

1 hour travelling on a train, and going to Tanah Abang. Bayangkan Pasar Pagi Samarinda lantai 2! Sekarang bayangkan gedenya 8x dan pengapnya 20x dari Pasar Pagi.. Ada sih, Blok A tanah abang yg ber-ac. itu sejuk. lha kalo yg biasa, pengap dan dalam waktu 30 menit, kepalaku udah puyeng nyari oksigen.

udah muter-muter di Tanah Abang selama 2 jam (felt like FOREVER, highlite on forever!) akhirnya balik naik kereta lagi. Ya sama, masih juga kotor, masih juga melewati daerah kumuh.
Jangan berpikir Setiap sudut Jakarta bersih dan keren deh.

Gak ada kesan metropolitan deh. Ya tentu aja, kebanyakan orang-orang di Kereta maupun di Tanah Abang tidak terlalu berada. Bahkan, disekitarku, aku liat mereka semua pake HP murah ataupun HP Made-in-china. Di Samarinda maupun di sinetron bertebaran BlackBerry. Disini, err.. nokia aja udah bagus banget!

nah, satu lagi deh. Kalo naik motor, aku liatin pengendaranya pada gak pake helm, rata-rata yg dibonceng gitu deh. Mungkin karena terbiasa di samarinda depan belakang berhelm, jadi liatinya tuh kayak gak save gitu. aduh.. serem euy! kan jalanan jakarta semrawut gituuu >.<


PS: Bagi umat yang merasa kotanya tersindir, atau gak terima dengan tulisanku, ya santai ajalah. Ini kan pendapat seorang turis ababil mengenai Pinggiran Jakarta.. Kenyamanannya memang sangat kurang kok.

Rabu, 29 Juni 2011

'This Is It' moment

Well.. What can I say?

Feels like... waiting for an announcement of 'Death Sentence' you know. Rasanya kayak nunggu hasil putusan pengadilan. Deg-degan gimanaaaaa gitu.

Soalnya yah, tau sendiri, ini urusan idup dan mati. Gimana nggak? Kalo aku gagal disini, mau kemana lagi aku? Aku sama sekali gak megang universitas swasta.

Astaga.. Deg-degannya ini bener-bener kenceng. Nunggu menit-menit berlalu ini terasa lama banget. Udah gitu, pas udah jam 8... Eh... sekalinya traffic itu websitenya. Susah banget di aksesnya, gan!

Wait. Kalian udah tau kan aku ngomongin apa? Oiya, ini ngomongin pengumuman SNMPTN yang jatuh hari ini, tanggal 29 Juni 2011 *yah, diatas entry ini ada sih date-nya*
Really.. It's hard enough just to pass the time and wait for the result.

But do you think it's hard already? Now, I tell you what's harder. Bapak sama Ibu udah duduk tepat di kiri-kananku, siap untuk ngeliat tulisan di situs SNMPTN itu. Saya mencoba mengakses situsnya, sambil komat-kamit dalam hati: "Ya Allah, aku belum siap tau hasilnya. Aduh.. gimana dong?"
Dan mungkin karena itu susah banget di aksesnya situs pengumuman itu. :P

Yang makin bikin deg-degan, di Twitter udah pada banyak yang ngasih tau hasil SNMPTN mereka. Aduh, kacau. Bapak sama Ibu langsung heboh.
"Mbak.. liat itu, temenmu lulus di Brawijaya!" dan "Itu elsa di Farmasi, waduh.. coba di akses mbak!"

But, finally the site was accessable. And....
Okay, do you think I started to type my 'nomor peserta'? Haha.. you're wrong.
I typed Ibul's first *since she asked me to checked it for her*
Dan ternyata, Ibul lulus *congrats :D*

Ortu saya makin deg-degan. Jadi saya cepet-cepet buka account saya sendiri.

Jeez... dan yah, Alhamdulillah banget aku lulus.
Lulus di universitas yang aku benar-benar pingin :) *kalian pasti tau lah*

Lagipula, aku gak tau juga gimana kecewanya ortu kalo aku gak lulus SNMPTN. Yah, alhamdulillah aku gak perlu melewatinya.

Nah lho. Saya bersyukur banget dah kalo udah gini.. Gimana nggak? Aku kan kecewa abis-abisan sama SNMPTN undangan kemaren yang memaksa saya untuk tetap peras keringat di SNMPTN tulis ini..
Udah gitu, yah... I don't know. Kayak dream comes true gitu nah.

Yeap, I worked hard for it, and this is what I got. Please tell me, I deserve it.. please :)

Ah, and yes. Glad to hear lots of my friends got accepted, really :D

Yang aku gak nyangka, ternyata banyak banget yang peduliin.. aduuuuh... bahkan Pak Dedi aja langsung sms aku. Padahal, yah, aku sempet gak keinget ngabarin Pak Dedi.

Ya ampun, gimana ya? Rasanya kayak ternyata banyak yang peduli, bahkan Pak Dedi :D
Aku sadar aku banyak ngerepotin bapaknya.. haha..
Aku kan hampir tiap hari konsul sama bapaknya.

Tapi Pak Dedi cuma bilang "Saya oke kok di konsulin kayak gitu. Justru seneng sekarang kamu lolos, jadi ilmu yang saya ajarkan berguna.."

Bless you, Pak :D


Ah.. Now I know, God has a great plan for everyone. What you need to do is work hard to figure out what was that. Yah, kalo Tuhan berencana, trus kita gak usaha, masa kita berharap lolos? gak mungkin lah.

Tapi kalo misalnya belum lulus, bukan berarti kita dianggap gak usaha. Aku gak pinter ngasih support dengan kata-kata sih. Tapi yah.. pokoknya keep fight buat kalian (Y)

By the way, Temen-temenku di bilingual, aku lulus sendirian nah. Padahal harusnya aku kan ngerasain sibuknya nyari universitas bareng kalian.. :)
Fight yah taun depan.
Impossible is nothing, Remember that...

Ternyata deg-degan itu membakar kalori juga lho kawan. Saya jadi ngantuk. Yasudah saya bobok dulu nih

Kamis, 23 Juni 2011

Sebenernya aku udah nulis entry ini bertepatan sama Fathers Day. Udah di save di document, tapi kemaren gak sempat ngepost, dan baru sempat sekarang.

So, this is not the first time I write a post about fathers day. Taun lalu juga aku nulis tentang Papaku, di blog ini juga. Nggak papa kan aku nulis lagi? :D

Nah.. kalo mau ngerayain Hari Ayah, aku saranin untuk nonton 'I am Sam'. Pernah nonton kan? bagiku, ini salah satu film emosional yang pernah aku tonton. Eeem... iya oke, saya nangis pas nonton film ini.



Pokoknya ini film bikin mataku kebuka tentang hubungan ayah-anak. Ah, man.. Aku benci banget kalo ngeliat aktingnya Sean Penn yang perfect itu. Kesel banget ngeliat dia dengan bener-bener mendalami karakternya. Aih.. pokoknya aku kesel sama film yang udah ngaduk-ngaduk emosi kayak gini. *tapi yah salah satu film fave juga*

lagipula, ada satu perkataan yang aku setujui 100%: "Tiap ayah punya cara berbeda untuk menunjukkan kasih sayangnya pada anaknya."


Papaku sendiri *oke, kita sebut bapak aja yah, biar lebih general. Kalo manggil papa kesannya anak manja* bukan orang yang mudah bilang sayang. Faktanya, dia gak pernah tuh blak-blakan menunjukkan kasih sayangnya.

Dulu aku kesel banget sama bapak. Tunggu.. kesel bukan kata yang tepat. Dulu aku takut banget sama bapak.

Pernah waktu dulu aku masih di Palembang, disuruh ngaji. Cuma aku gak mau karena udah telat, aku malu kalo dateng telat. Karena aku gak mau ngaji, aku diseret keluar rumah *biar berangkat ngaji kali yah maksudnya* dan pintu dikunciin dari dalam. Apa nda aku nangis di halaman rumah, dilihatin tetangga yang lewat depan rumah. Dan baru dibukain 2 jam kemudian. Udah gitu masih juga dimarahi gara-gara gak berangkat ngaji.

Gara-gara pengalaman sering dimarahi sama bapak, aku jadi takut berurusan sama bapak. Apapun itu aku laporinnya ke ibu dan berusaha untuk menutup mulut tiap lewat didepan bapak.

Bapak juga bukan orang yang memanjakanku. Nggak tau kenapa, mungkin karena aku anak pertama. Tapi please, aku cewek. Dimanja ya boleh dong.. Cuma kayaknya bapak nggak ngerti mauku gimana.

Tapi entah kenapa, perlakuan bapak agak melembut ke adik-adikku. Bahkan adekku yang cewek selalu didenger sama bapak. kalo dia minta apa, pasti di iyain. Makanya kami bertiga selalu komplot kalo mau ke mall gitu, pasti nyuruh adikku yang cewek ngajak bapak, pasti diturutin. Pak, aku ini anak pertamamu.. Apa yang bikin aku beda dari adekku?
I never really ask, and I will never really know the answer.

Dari kecil, Bapakku udah sering ngajarin aku bahasa inggris *Thank the God*. Dulu tiap malem jam 7 aku selalu ngumpet dan nyembunyiin buku belajar bahasa inggris biar gak dipaksa belajar sama bapak. Tapi bapak selalu punya bahan buat ngajarin aku, jadi buku yang aku sembunyikan gak jadi halangan buatnya. Aaah.. dulu bahasa inggris materi yang paling aku benci.

aku pernah (sebenarnya sering) berusaha membuat bapakku bangga. Seenggaknya aku bisa ngerasa anaknya kalo dia bangga kan? Dulu aku ngarep banget pas bapak ngeliat rapotku, bapak bakal senyum bangga dan muji-muji gitu.
Nyatanya ya nggak pernah kejadian. Paling abis rapotku diliat, Bapak cuma bilang "Yak, rankingnya lumayan. Cawu selanjutnya lebih baik lagi ya. Sana ambil pulpen, biar papa tandatanganin rapotnya."

Aku seketika itu juga stop usaha bikin bapak bangga. Nada bapak yang datar (dan terdengar terlalu tegas untuk anak seusiaku) bikin aku keder.

Bapak jugalah yang menentukan aku sekolah dimana. "Kamu masuk SMP 1 yah. Itu SMP bagus, biar nanti masuk SMA gampang. Kalo nanti ditanya 'smp mana?' trus kalo kamu jawab 'SMP 1' orang-orang pasti bilang kamu pinter. Belajar yah biar tembus SMP 1." ; "Kamu kalo udah lulus SMP, masuk Smansa aja yah. Itu kamu belajar bener-bener buat PMDK."

Jadi begitulah, Bapak menentukan, akulah yang harus berusaha. Entah kenapa dari dulu aku memang dididik untuk jadi seorang pekerja keras.
Aku pengen punya bapak kayak bapaknya temenku. Tiap liburan pasti wisata ke luar kota. Papa gak suka liburan kayak gitu karena kalo musim liburan pasti mahal. Aku terbiasa liburan dirumah, trims to bapak.

Tapi makin lama, ibuku juga bikin aku sadar. Ibu tau kalo aku takut sama bapak. Suatu hari pas aku SMP, ibu ngajak aku ngobrol.
Ibu: Kamu kenapa gak ngomong sama bapak soal lomba itu?
Aku: Paling sama bapak juga ga boleh bu.
Ibu: Kenapa kamu sok tau gitu? Kalo untuk lomba gitu ya pasti bapak setuju lah..
Aku: Masa sih? *nada skeptik* aku bingung sama bapak bu. Kalo si Rossa yang ikut gituan, ya paling dibolehin. kalo aku sih.. ya belum tentu.
Ibu: kamu pikir bapakmu membedain anaknya? Ya nggak ada orang tua milih-milih anak. Kalo kamu pikir bapakmu gak sayang sama kamu, trus buat apa bapak repot-repot pulang kerja langsung nganter kamu les? kalo bapak gak sayang sama kamu sih, mending bapak istriahat daripada nungguin kamu les sampe jam setengah 9 itu.

that simple conversation opened my eyes.. wide open..

Toh aku jadi orang yang ga manja karena didikan bapak. Toh kalo aku minta apa-apa *dan bapak ngerasa aku emang perlu* bapak gak bakal pelit kok sama aku. Bapak juga udah nyiapin segala tabungan pendidikan.
Bapak juga udah ngebikin aku ngerti kalo segala sesuatu itu gak bisa didapat kalo kita males-malesan.

Nggak tau lah, pokoknya bapak tetap punya cara sendiri yang terkadang sering tidak saya mengerti, tapi itu memang cara bapak nunjukin sayangnya aja. Bapak yang kayak Sam di 'I am Sam' aja bisa sayang sama anaknya, masa bapakku gak bisa?


well.. itu ceritaku, apa ceritamu? :D

Rabu, 08 Juni 2011

What I write when I'm Home Alone

Libur telah tiba.. libur telah tiba.. hore! hore! hore! HORE!
Simpanlah tas dan bukumu.. Lupakan galau kesahmu..
Libur telah tib.. zzwwetwwtwzzzwwztztz... *pita kaset menggulung tiba-tiba* *musik seketika berhenti*

Well, Tasya, thanks for the opening song, it was like 10 years ago since last time I listened to this song. Lagu itu sudah sepantasnya pensiun dari kehidupan kita, secara si penyanyi juga udah berkuliah dan tidak mempedulikan liburan ke desa.
#caseclosed


Oke, here we start. Seharusnya liburan bagiku bukan baru saja tiba. Faktanya, liburanku seperti berawal berbulan-bulan yang lalu. Yah maklum lah, setelah selesai UN, aku terbebas dari urusan sekolah! *bukan postingan sombong*

Tapi toh habis itu aku masih harus dateng bimbel sebulan penuh yang terasa seperti 31 hari -ya emang sih- demi mengejar.. ehem.. universitas yang aku idamkan.

Minggu-minggu pertama bimbel waktu itu terasa sangat berat. Maksudku, teman-temanku yang lain sudah bisa bersantai dirumah, bahkan ada yang langsung refreshing ke Bandung dan belanja di sana *lirik Elsa*. Sedangkan aku, berkutat lagi dengan buku, belajar lagi tiap malam, bangun pagi tetep wajib.. *let me hear your sigh people!*

Tapi yah kalo sudah masanya jenuh, aku langsung mikir kata-katanya Optimus Prime: "Dua anak lebih baik, laki perempuan sama saja!"
...
eer... I guess that's not the right one. This one actually: "No sacrifice, no victory!"

Yah, mari bernostalgia sejenak, ke masa dimana saya berjuang sebagai 6 to 6 student (pernah denger 8 to 5 worker? seperti itulah maksudnya). Banyak yang telah saya lalui. Stumbling, strugling, guling-guling, feel pity about myself, waking up early dan staying up late plus hari-hari dipenuhi oleh backsound (ehem) Barriers-David Archuleta *bukan soundtrack yang sesuai memang, but it was my fave song, i took it as moodbooster (sometimes it worked, sometimes pull me to a galau pit)*.

It was 'wow' moment to me, thought I was a lazy person, but yes I did all of those pressing things.
Lama-kelamaan terbiasa juga dengan kepenatan tersebut, karena banyak temen senasib sepenanggungan seambisi denganku (baca: Kak Patty, Kak Apriskha, dan you-may-know-who-the-other-three-boys).

Dan yah.. Setelah persiapan sebulan, kemudian melewati 2 hari 'moment for life' (baca: tes). Dan semuanya selesai begitu saja. Maksudku yah, tidak ada momen klise seperti di film-film. Semua berjalan normal. Tinggal menunggu hasil saja *finger crossed*

And here I am people. Mulai tanggal 2 Juni kemaren officially mulai libur. Semua kewajiban sudah saya jalankan, tinggal Tuhan yang menentukan hasilnya *halah*

Seharusnya mulai dari hari Kamis tanggal 2 Juni itu, kembang api bertebaran di langit menandakan kalau aku akhirnya mendapat waktu istirahat. Langsung aja kan (dalam hati ada teriakan "AKHIRNYA! AKHIRNYA! AKHIRNYA! YEEEAYY!" entah apa maksudnya kata-kataku itu, sebenernya sebagai tanda senang aja sih) bobok-bobok kayak kebo gitu seharian penuh. Yah, itu berlangsung selama 2 hari berturut-turut people. dari Wanda yg (sempat) rajin menjadi Wanda yang (kembali lagi) malas.

kemudian Sabtu Minggu, refreshing lah ke mall.. aku beli novel, sebagai bahan hiburan dan time killer selama liburan. I kinda need that. (teriakan dalam hatiku masih belum berenti "AKHIRNYA! AKHIRNYA BISA BACA BUKU JUGA TANPA RASA BERSALAH HARUS BELAJAR SEBELUM BACA NOVEL!")

Well, memang sih liburanku ini baru seminggu.
And I started to get bored.. Wow, betapa cepatnya aku merasa bosan. aku langsung kehilangan gairah untuk berteriak "AKHIRNYA! AKHIRNYA" lagi karena gak ada alasan lagi untuk senang selama liburan.
I only do little things at home, such as, waking up at 8 (sebenernya jam 5, tapi aku rasa bangun jam 5 terlalu pagi, jadi tidur lagi), bath, breakfast, sweeping the floor, online internet, lunch, nap, ngambilin jemuran, online, dinner, sleep...


saya merasa bosan people, bosan..
yang bisa saya pegang teguh hanyalah janji teman-teman SMP saya untuk ngumpul reuni, dan itu masih minggu depan. well.. Can't wait!


There, I post something... umm... random. Yah, thanks for read this one. Kalian bisa segera melakukan banyak hal lainnya yang sempat tertunda karena lebih memilih baca postingan ini *pede*

Have better days than mine, People! :D

Selasa, 24 Mei 2011

Written for My Old Friend

Dear Felie,

Long time no see! Iya kaaaan? Kamu apa kabar?
Hahaha... Sombong kamu ya gak pernah kontak temenmu ini. Ini jaman global, man.. seharusnya menghubungiku itu menjadi hal termudah sedunia, Kawan :)

Maaf, maaf.. gaya ngomongku gak sopan ya? Bahasanya ga ber-etika gini. Asal nyeplos :P Sorry deh, aku sekarang emang rumpi banget, ga kayak dulu, pendiam.
Aku agak canggung nih nulis surat buat kamu, abis agak bingung mau nulis apa.

Kalo aku tebak, pasti kamu lupa deh pernah punya temen namanya Wanda.

Yah gak aneh juga sih kalo kamu lupa sama aku :P coba tebak, kapan kita terakhir ketemu? Hmm.. menurutku sih waktu aku umur 3 taunan gitu ya? Sebelum aku beranjak untuk mencicipi Atmosfer Jakarta sejenak, dan kemudian menetap di Palembang untuk beberapa tahun lamanya.
Dan sekarang, aku sekarang jalan 17 lho Felie! Artinya kita gak ketemu sejak 14 taun yang lalu! Hehehe.. Iyalah aku maklum kalo kamu lupa sama aku.

Aku juga sempet lupa punya temen namanya Felie. Tapi sekarang aku inget koook, beneran deh. Jangan marah kalo aku sempet lupa.. (Y) Aku sekarang inget banget sama temenku yang namanya Felisia Hartanto itu ternyata cowok. Cowok nama Felie tuh agak unik ya? tapi bagus kok..

Tau gak sih? Baru seminggu yg lalu aku ngobrol sama Mamaku soal Banjarmasin, tempat lahirku itu. Kami ngobrol banyak lho, udah gitu kamu sering di sebut-sebut lagi di cerita mamaku.

Mamaku bilang, dulu kita temen main akrab banget. Kalo main selalu bertiga. Kamu, aku, Lucky. Aku yang cewek sendiri dan yg paling kecil diantara bertiga nih. Inget gak, gara-gara sering main sama kalian yang notabene cowok, akhirnya aku jadi tomboy. Kalian waktu itu ngehasut aku kan?

Waktu mamamu nanya sama aku "Mbak Wanda mau mainan apa? Tante beliin ya?"
dan kalian ngehasut aku, "Mobil-mobilan yang keren aja mintanya. Jangan boneka lucu.."
dan aku akhirnya nurut saja, "Mau mobil-mobilan, aku nggak suka boneka beruang, Tante."
Apa mamaku nggak kaget denger anak ceweknya ngefans sama mobil-mobilan?

Atau kita dulu sering diasuh bareng, karena rumahmu sebelahan sama rumahku waktu di Banjarmasin. Dulu yang sering ngerawat aku, Mak'e, itu juga sayang sama kamu, padahal yg majikannya Mak'e kan aku. #purapurangambek
Sedikit banyak aku inget lho jaman kita main-main dulu. Mamaku juga cerita kayak apa suasananya kalo kita main bareng.

Meski aku inget suasananya, aku lupa mukamu Fel. Aku lupa suaramu juga. Lagipula kamu pasti berubah kan? kamu sudah remaja sekarang ya? Jangan-jangan suaramu sudah gak imut dan ga polos lagi. haha.. aku disini juga gitu, udah ga ada imut-imutnya :P

oiya Fel, kalo kata mamaku, aku emang yang paling muda diantara kita bertiga. kita beda setahun kata Mama. Tapi kamu mesti tau, aku aksel lhoo.. *sombooong* Haha.. berarti kita satu angkatan ya Fel! Awas kamu berani ngehasut aku lagi, aku bukan adik kecil lagi.


Oiya Fel, entah obrolan seminggu yang lalu itu disengaja atau nggak, aku nggak tau. Tapi yaah.. Aku kaget lho, waktu tadi mau Bimbel, Mamaku bacain SMS dari temen lamanya.

Kok bisa sih Fel, baru kemaren aku inget punya temen namanya Felie, eh.. sekarang orangnya gak bakal pernah bisa dihubungin.

padahal kalo kita bener temen seangkatan, kan asyik, aku bisa nanya-nanya kamu mau kuliah dimana, udah punya pacar belum dan sebagainya.
kalaupun ga bisa seakrab dulu, seenggaknya kan bisa sekedar basa-basi Fel.

Ternyata gak bisa ya?

Mamaku sama Papaku tadi malem sempet ngobrol soal kamu. Gimana kamu dulu waktu kecil. dan Mamaku tadi nyari nomer HP papamu, sebagai tanda kalau mamaku sayang sama kamu. Tapi yah, nanti kutanya lagi ya, Mama udah nemu apa belum nomer papamu itu. Kami mau membuktikan kalo kami simpati, Sobat.. from the bottom of our heart.

ah aku terlalu banyak omong ya Fel? hehe.. maaf lagi yaaa..
Aku cuma bisa doain kamu dari sini. aku tahu Tuhan gak peduli seberapa dangkal ingatanku soal temen kecilku yg dulu sering jahil. Aku tahu Tuhan ga bakal menginterview aku dengan pertanyaan detil tentang siapa kamu.

yang aku tahu, Tuhan pasti dengerin doaku buat kamu. Kalau Tuhan manggil kamu, itu keputusan terbaik kan? :)
Kamu abangku di Banjar yang paling baik, no doubt!


Rest yourself in peace Felie :')

Temen mainmu masa kecil


Wanda J

Om, Tante.. Semoga diberi ketabahan ya..
We all pray for him.

Childhood, miss you!

So, I'm not a kid anymore. Dari sisi manapun, orang-orang akan menganggap aku sudah beranjak dewasa, atau at least remaja lah. tapi tidak anak-anak.

Aku waktu masih jamanku kecil, pengen banget jadi orang gede. Maksudku, kan kalo anak-anak, mau ini ga dibolehin, mau itu dilarang, katanya belum bisa sendiri lah, apalah. makanya aku pengen dulu pengen banget cepet gede. Dulu waktu kecil pengen punya HP, pengen jalan ke mall bareng temen, pengen naik wahana yg ekstrem kalo di Dufan, pengen kalo pulang sekolah itu jalan kaki sendiri kayak kakak kelasku.. Pokoknya pengenku dulu itu banyak!

And here I am now, pursuing my childhood desire. Mau punya HP? Udah... mau ke Dufan? Udah juga.. Mau ke mall sama konco? Sering.. harusnya senang dong yaa keinginan sudah terkabul.

But just like the nature law written since ages ago, there's a price to be paid. Makin dewasa, ya makin banyak ga enaknya juga laah.. I feel it, and so (I believe) do you.

I miss my childhood moment when I got time to go home with a couple of my kindergarten friends on becak.

I miss drawing and writing in such abstract way and still my kindergarten teacher said "Wah bagusnya gambarnya.. kamu memang pinter mewarnai yaa!" even I believe it was a big fat lie :P

I miss the moment when my mom held my hand firmly everytime we walked home by foot. *kalo sudah gede kan malu di gandeng mama, apalagi digendooong*

I miss the moment when the only problem I had was "1 + 1 = 2"
even I had this kind of simple problem *like math homework* both of my parents were ready to help me solve it.

I miss warung pempek behind my pre-school. I miss my friend I used to have in Palembang..


bukan seperti ketika aku gede sekarang ini. Dulu pas kecil aku orangnya pede sekali. dulu waktu kecil aku berani ambil resiko kok.. dulu waktu kecil aku pernah ikut school choir. dulu waktu kecil aku jadi ketua kelas.

dulu itu menyenangkan! dan kenapa makin gede makin ga menyenangkan?
Makin sering nyindir sifat orang lain. Makin banyak masalah. Makin banyak pikiran. Makin disuruh mecahin masalah sendiri. Makin disuruh mandiri. Makin banyak apalagi ya? makin banyak beban lah.
#sigh

pokoknya mau hidupku segampang dan se-simple dulu!
mauku punya rutinitas seperti dulu: Bangun -> Sekolah -> pulang sama temen -> tidur siang -> main bentar -> belajar malam -> tidur

Tapi yaaa mau gimana lagi? Makin dewasa makin cerdas kan? Makin gede mestinya memang makin siap ngadepin bosoknya dunia *halah*
ah sudahlah, aku cuma bisa kangen masa kecilku aja >_<

aku sekarang bukan anak SD lagi, bukan juga anak TK! Wan, kamu sudah mau kuliah ya #selfnote grown up!

I suggest you to do the same, pals :D

Senin, 16 Mei 2011

My Thought Lately

Udah lama gak ngepost ya *cielah.. gayamu waaan* jadi pengen deh nulis.

oke, belakangan ini saya mengalami krisis 'kegalauan disertai dengan peningkatan level stress' yang cukup signifikan #halah

saya galau oleh banyak hal kawan, sebagaimana remaja labil pada umumnya. haha.. thank God it proves that I'm normal teenager.

1) saya galau sama urusan sekolah saya, urusan pendidikan saya lebih tepatnya. at least, kegalauan saya mengenai ini berkurang satu lah. sebaaab.. saya sudah dinyatakan lulus UN! XD
jangan tanya nilai UNnya ya.. kalo menurut saya sih agak-agak jeblok :)) *kok bangga?*

selain smpat galau sama UN, saya juga galau dengan universitas. hmm.. ini topik yg sungguh sering saya singgung ya sodara. maaf kalo bosan #sujud tapi ya gimana lagi dong, toh aku lagi terombang-ambing begini, jadi wajar dong kalau gundah.
aku bingung mau nulis apa dijurusannya nanti.

aku sempet ngobrol sama Pak Dedi, dengan gaya yg kebapakan nan bijak bapaknya bilang gini:

"Kamu itu sama kayak John (John Mawi E.Purba). saya sempet tanya dia 'kamu mau masuk mana?' terus John jawab persis kamu 'gak tau pak, masih bingung' apa nggak saya marahin. saya bilang 'ayo tentukan sekarang minat kamu dimana, karena kalau sudah kuliah, itu harus dijalani. jangan sampai menyesal'"

terus aku tanya aja: "pak, jurusan yg bagus itu apa sih?"

dijawab kayak gini deh sama bapaknya: "semua jurusan itu bagus, Wanda. saya bilang kayak gini bukan karena saya dosen. tapi memang semua jurusan itu umumnya bagus. tinggal mahasiswanya itu yg pintar-pintar menuntut ilmu. gini deh.. kamu ingat kata-kata saya ini baik-baik: kalau nanti kamu jadi sarjana, usahakan jangan cuma sarjana rata-rata. ngerti maksudnya? kan di indonesia ini, tiap tahun ratusan universitas mewisudakan sarjananya. mereka berhambur mencari pekerjaan. yang penting dan yg bakal dicari sama perusahaan itu adalah sarjana yg punya kelebihan, ya itu tadi diatas rata-rata.
sarjana yang cerdas, kreatif, menguasai bahasa asing, memiliki leadership, mampu bersosialisasi, dan banyak lagi kelebihan yg diperlukan agar bisa sukses.
jangan cuma berpatokan sama jurusan lah, kamu jalanin aja nanti kuliah kamu dan usahakan bisa jadi lulusan yang bisa diandalkan dalam dunia kerja."

gue dalem ati: wuih... dalem banget eh nasihat bapaknya ini. papaku aja belum pernah ngomong kayak gini. dan emang bener banget sih maksud bapaknya ini.

bapaknya lanjut lagi: "kalau masih bingung, coba diskusi sama orangtuamu. seenggaknya kalau mereka kasih kamu saran jurusan, dan kamu ngerasa kamu mampu ngejalanin, kamu pilih itu aja. yang penting saran itu bukan kamu jalani dengan keadaan terpaksa"

:') thanks bapaaaaaaak. it helps more than you realize..


2) gundah kedua saya adalah berkaitan dengan manusia-manusia.
huuuh.. saya bakal ngerasain *untuk kesekian kalinya* pisah dari teman-teman sekelas saya :( aduh, ya gak lebay-lebay amat sampe nangis gitu sih.. tapi kau taulah, rasanya punya keluarga di SMA dan bakal pisah sendiri-sendiri.. tapi yah, bukan berarti gak bakal ketemu lagi kok ya kaaan?

anyway, for 1 person leaves you, there will be 100 more people come to you. *just saying*
haha.. mati satu tumbuh seribu kok ya :D



Well... saya mau menikmati saat-saat terakhir saya di SMA nih :D dan saya juga masih belum menyerah soal lanjutan kuliah. jadiiiii.... kegalauan saya belum tuntas. masih banyak perjuangannya ya :D

wish me and everybody luck!
 
Copyright © 2010 Welcome To My Mind. All rights reserved.
Blogger Template by