Kamis, 21 Juli 2011

Not The Naked Traveler

Saya sedang kepengen jadi seorang Trinity KW 3 deh, boleh?
Haha.. apa sebab aku bilang gitu? Karena aku baru aja nyampe di kota Jakarta, Ibukota Indonesia tercinta ini. Dan, yah, bilang saja saya seorang turis lokal yang mencoba menikmati kota Jakarta, secara aku cuma 1 hari 2 malam di sini.

To begin this all with, aku bukan mendatangi daerah yang mewah bertaburan gedung bertingkat dan kelap kelip lampu kota di sepanjang jalan tol. Well.. aku nggak tinggal di daerah itu. Aku tinggal di pinggiran Tanggerang, wilayah orang-orang kelas menengah. Yang pasti bukan daerah orang gedongan deh.

Mau tau kondisinya? Well.. kumuh. At least that's how I decided on my first impression. Rumah rumah tuh dempet banget dan ga teratur. Istilah kasarnya, dimana ada lapak *sekecil apapun* pokoknya dibangun rumah. Papan penanda pelebaran jalan berserakan dan memang jalannya jadi penuh material batu dan pasir gitu. jadinya sempit dan pasirnya beterbangan tiap lewat. ga cuma 100 meter, tp sepanjang jalan.

Sampah berceceran di sepanjang jalan, trus ada kali gitu yg airnya item dan baunya.. err.. semerbak! My first impression shows dissatisfaction? Definitely!

Pagi ini, aku diajak naik kereta. Been a decade since the last time I took a ride on a train. Karcis kereta non-ac? a thousand rupiahs :) kebetulan aku ngambil kereta dari Cipondoh (Stasiun Poris) ke Tanah Abang.

Yeah, I didn't expect much on a thousand rupiahs ride. But it's alright, that's what traveling suppose to be, was not it? Gerbongnya berserakan sampah *untung gak banyak*, orang-orang dari kelas menengah pada naik kereta yg sama.
pedangang yg terus teriak "Mijon.. Mijon.. Mijon! Akua-nya Ibu! Poci yang dingin yang dingin!"

tiap keretanya melaju dari satu stasiun ke stasiun yg lain dengan kecepatan tinggi, pasti pemandangannya sama. di pinggiran rel, rumah-rumah mepet dan sampah bercecerah. baunya itu lho.. kan kereta kalo kenceng anginnya banyak. Bukannya seger malah bikin isi perut berontak karena baunya itu.

1 hour travelling on a train, and going to Tanah Abang. Bayangkan Pasar Pagi Samarinda lantai 2! Sekarang bayangkan gedenya 8x dan pengapnya 20x dari Pasar Pagi.. Ada sih, Blok A tanah abang yg ber-ac. itu sejuk. lha kalo yg biasa, pengap dan dalam waktu 30 menit, kepalaku udah puyeng nyari oksigen.

udah muter-muter di Tanah Abang selama 2 jam (felt like FOREVER, highlite on forever!) akhirnya balik naik kereta lagi. Ya sama, masih juga kotor, masih juga melewati daerah kumuh.
Jangan berpikir Setiap sudut Jakarta bersih dan keren deh.

Gak ada kesan metropolitan deh. Ya tentu aja, kebanyakan orang-orang di Kereta maupun di Tanah Abang tidak terlalu berada. Bahkan, disekitarku, aku liat mereka semua pake HP murah ataupun HP Made-in-china. Di Samarinda maupun di sinetron bertebaran BlackBerry. Disini, err.. nokia aja udah bagus banget!

nah, satu lagi deh. Kalo naik motor, aku liatin pengendaranya pada gak pake helm, rata-rata yg dibonceng gitu deh. Mungkin karena terbiasa di samarinda depan belakang berhelm, jadi liatinya tuh kayak gak save gitu. aduh.. serem euy! kan jalanan jakarta semrawut gituuu >.<


PS: Bagi umat yang merasa kotanya tersindir, atau gak terima dengan tulisanku, ya santai ajalah. Ini kan pendapat seorang turis ababil mengenai Pinggiran Jakarta.. Kenyamanannya memang sangat kurang kok.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 Welcome To My Mind. All rights reserved.
Blogger Template by