Minggu, 25 Maret 2012

Opini Saya tentang BBM Naik

Hello, udah lama banget nggak sih postingan aku selalu ngebahas hal yang cetek-cetek? Ya curhat kuliah lah, curhat UTS lah, curhat hobi lah. Hehehe... Abisan suka bingung, mau sok pinter ngebahas politik, tapi ilmunya dangkal gini. Iya nih, terkadang saya merasa sekali kalau saya sekarang jauh dari sumber informasi. Ya paling cuma baca koran dari si Luthfie yang emang langganan Kompas, atau baca berita online di situs-situs media cetak, atau malah kalau lagi makan di Kantin Salman, nontonin berita TVOne. Sebatas itu saja.

Tapi yah, meskipun nggak begitu mengikuti perkembangan tiap harinya, pastilah berita tentang BBM naik sampai juga ke telingaku. Ya khawatir juga sih.

Sempet kepikiran "Whuaa... Ntar naik angkot dari kosan ke Saraga (kurang dari 1 km) bisa naik nih, nggak cukup seribu."
atau juga "Whuaa... Makanan di kantin-kantin kampus bakalan naik nih!"

Ya tapi setelah aku pikir-pikir, mau sampai kapan kita di manja negara? Emang sih, kita ini bagian dari negara yang perlu pengayoman pemerintah. Apalagi kalau udah urusan ekonomi, whuu... Butuh bantuan pemerintah banget lah. Sampai ada pasal segala yang menyatakan "Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara". Berarti emang kewajiban negara sih buat menghidupi mereka.

Dan sekarang udah agak tersadar bahwa pemerintah ini melakukan tindakan yang cukup benar dengan menaikkan harga BBM, dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000. Kenapa? Karena harga minyak dunia memang mau nggak mau naik. Dosen Teknik Geologi, Pak Budi, kemarin sempet cerita kalau harga minyak bumi berkisar 100 dolar US per barel. Yaaaaaaa.... Gimana nggak bokek negara kita nalangin dananya?

Cuma bayangin deh, kalau kemarin aku nonton berita ya, anggaran buat subsidi BBM sehingga kita selama ini cuma bayar Rp 4.500,00. bayangin lah, segitu banyak duit, cuma buat ngemanjain kita.
Ya kalau yang dimanja orang-orang miskin dan anak terlantar, alias orang-orang yang emang tepat sasaran, nggak papa. Tapi sekarang kan faktanya, yang pakai BBM bersubsidi juga orang-orang bermobil dan bermotor. Yang pakai BBM bersubsidi kan juga warga yang minimal punya satu kendaraan bermotor di rumahnya. Ya berarti BBM bersubsidi nggak tepat sararan lah. Hayo siapa disini yang ngaku kalau ngisi bensin pakai BBM bersubsidi?

Trus kalau APBN nggak dihemat, siapa yang sengsara? Ya negara kita juga sih. Atulah, kita kan ngerti sendiri kalau negara kita ini banyak hutangnya. Jadi tindakan sedikit menaikkan harga BBM sih cukup masuk akal. Daripada APBN membengkak -_-

Nah, yang bikin bingung adalah ketika ada seseorang diajak bicara tentang setuju tidaknya harga BBM dinaikkan, dia malah ngoceh tentang "Ya kalau BBM dinaikkan, berarti kebutuhan ekonomi semakin jadi beban. Rakyat miskin bakal kelaparan atau malah bakal bertindak kriminal. Para pejabat bakal malah korup ngelihat biaya kehidupan makin tinggi, sialan kita bayar pajak malah dinikmatin pejabat korup, bla bla bla."
So here's what I would like to tell you, don't think too wild. Ya possibilities seperti itu-itu tadi memang bisa terjadi. Dan kalau memang mau di hubungkan dengan segala permasalahan sosial dan lainnya, ya nggak ada habisnya. Emang kalau BBM nggak jadi naik, korupsi tiba-tiba menghilang trus koruptor insyaf? Nggak juga kan? Tuh, endless point kalau urusan kayak gini diseret sana-sini.

Oke, pasti bakal banyak warga yang protes segila-gilanya. Nggak perlu kaget kalau bakal banyak massa yang melakukan demo di depan Pertamina ataupun kantor pemerintah. Itu adalah salah satu cara kalian menunjukkan aspirasi sih. Tapi, policy is policy and I believe it is made due to some circumstances. In this case, due to the rising price of oil worldwide.

Sebenernya ya, anggaran buat subsidi BBM monggo dipangkas, naikkan harga BBMnya jadi 6000 rupiah. Cuma ya, dana yang sudah dipangkas buat subsidi BBM dialihkan ke anggaran lain, kayak pembangunan fasilitas umum, atau perbaikan kesejahteraan masyarakat. Mbo' ya dilihat dulu, negara kita ini masih banyak yang mesti dibenahi. Daripada anggarannya dialokasikan buat subsidi bensin tapi masuknya ke mobil orang-orang berada, ya mending uangnya disediain buat layanan kesehatan masyarakat gitu. Please lah pemerintah, jangan berpikir egois terus. Sekali-sekali dahulukan rakyat diatas kepentingan pribadi *ciyeeeeh....*

Oiya, berkaitan masalah BBM ini (yang kalau ditinjau dari jenis energinya termasuk energi fosil) berarti emang cadangan minyak dunia makin lama makin habis. Meskipun kakak tingkat aku pernah bilang, minyak bumi itu renewable resources karena diproduksi di dalam bumi, tapi memerlukan waktu lama untuk terbentuk menjadi minyak bumi seperti sekarang. Ya kali dari jaman jura sampai jaman homo sapiens baru kebentuk minyak bumi dengan volume segini banyak.

Aku jadi pengen banget nih, ngembangin renewable resource atau energi alternatif. Apapun itu, potensi yang sekarang sedang diteliti dan punya prospek terang kedepannya. Potensi Indonesia yang dengan gelombang lautnya bisa dimanfaatin jadi Pembangkit listrik tenaga gelombang, Indonesia merupakan daerah tropis bisa maksimalin pembangkit listrik tenaga surya, Indonesia merupakan negara dengan gunung berapi yang begitu banyaknya bisa jadi lahan Geothermal yang menjanjikan, Uranium untuk pembangkit listrik tenaga nuklir asal yakin aja kita bisa menangkal bencana yang mungkin terjadi. Apalagi coba? Masih banyak banget lah potensinya. Tenaang, kalau kita bisa mengembangkan energi alternatif, pasti negara nggak bakal pusing mikirin anggaran subsidi BBM sama kita juga nggak ngerusak lingkungan dengan manfaatin energi-energi alternatif tadi.
Semoga bisa jadi engineer yang bisa menyejahterakan masyarakat dan nggak cuma berusaha memperkaya diri sendiri. Amiiiiin :)

Waduh, jadi ngomongin potensi-potensi energi dari bumi nih. Hahaha... Maaf, maaf. Soalnya emang belajarnya hal-hal yang begituan. Jadi kebawa pas ngomel-ngomel soal energi.
Yuk ah, sekian komentar saya tentang BBM naik. Deep down, even I always think of 'spend-some-more-money-if-BBM-raise' but I do support the 'fuel price hike' (istilahnya The Jakarta Post nih)

Jumat, 23 Maret 2012

KaSep

Emmm... Ini udah bulan apa ya? Tepat, bulan Maret! Akhir bulan Maret malah. Dan kalau sesuai kalender akademikku, berarti masa perkuliahan semester dua bakal beres di awal Mei dan aku udah bisa libur kenaikan tingkat di akhir bulan Mei. Huwooow... Tinggal dua bulan dari sekarang! Cepet banget mamen!

Nggak tau kenapa, perasaan semester dua itu sungguh sangat nggak kerasa. Yang bikin aku kepikiran adalah, berarti masa TPB aku juga tinggal 2 bulan lagi! :'(

Buat aku, TPB itu sejarah banget. BANGET! Padahal dulu aku mikir untuk jadi anak yang nggak usah eksis di kampus, dan memang sih, kebetulan nggak se-eksis itu juga. Tapi lumayan bisa menyesuaikan diri dengan keadaan kampus. TPB itu adalah masa dimana kita mesti mengakrabkan diri dengan unit. Itu bener banget! Karena masa TPB belum ada yang namanya Himpunan Mahasiswa Jurusan. Hahaha... Bagi kalian temen-temen seangkatan dari berbagai belahan unversitas yang udah dilantik sebagai anggota himpunan, aku bahkan belum mulai ospek jurusan nih. Jadi organisasi kami cuma unit. Beda kalau udah penjurusan dan masuk himpunan. Huuu... sesuatu banget!

Setelah dirasa-rasa, TPB emang masa-masa masih nyantai. Bukan mata kuliahnya juga sih yang nyantai. Yang kalau omongannya mata kuliah sih, lain lagi ceritanya. Killer. Hahaha... Fisika dasar dan Kalkulus dasar 4 SKS itu benar-benar bikin ketar-ketir. Yang nyantai itu jadwal kuliahnya. Ah, pokoknya jadwal TPB the best banget buat aku mah.

Lagi deh yang bikin aku sedih, akhirnya kami yang masih dipersatukan dalam keluarga fakultas, bentar lagi mesti terpisah oleh perbedaan jurusan. Jadi ceritanya, FITB itu dibagi jadi 4 kelas. mulai dari K-09 sampai K-12. Kebetulan aku masuk K-10, biasanya di singkat jadi KaSep, yang anak-anaknya solid banget. Aaaaaaah.... Kompak banget lah anak-anak KaSep. Gimana kalau nanti pas penjurusan kami pada mencar-mencar gitu?

Awalnya aku kira mereka brutal, trus agak-agak anarkis. Trus aku pikir aku bakal susah bergaul karena tipe kami beda. Hahaha... Tapi ternyata salah. Kami cuma remaja pada umumnya yang memang kami bukan mahasiswa study-oriented. Like, hey, what's the point of studying seriously all day? Kami main, kami bercanda, kami belajar. Imbang banget lah :)

Ketua kelasnya, si Yolanda Setyansyah *note that he's a boy, yeah.. I know his name confused us a lot* dia emang bisa banget mensuasanakan 72 mahasiswa di kelas itu.

Dosen fisika dasarnya, Pak Wahyu yang doyan stand up comedy dan terkadang ngegombal di tengah-tengah ngejelasin materi. He's a very hi-tech lecturer you know

Dosen kimia dasarnya, Pak Hidayat, yang terkadang saya merasa kasihan sama dia, sudah setua itu kok malah dapet kelas kami. Dia terbully di kelas kami, kawan. Aduh, jadi inget dia sempet pundung ga mau ngajar kelas kami. Maaf pak, kami emang kadang suka kelewatan :(

Anak-anak yg doyan duduk di deretan belakangnya, aku pikir mereka anak-anak nakal yang cuma bergaul sama kawanannya. Tapi ternyata salah. Kalau udah kenal mereka, bisa jadi temen bercanda yang emang seru.

Aktifis kelasnya Eka, Tri, Yasmine yang berusaha keras mengatur kami-kami ini. Wuuu... maaf deh kalau kami emang bikin ribet kalian. Kami-kami ini susah ditagih soal duit. Kalau ada PR, slogannya langsung "satu untuk semua". Tapi terasa kan kalau emang KaSep bisa diandalkan dalam segala suasana?

Yaudah deh, pokoknya 2 bulan kedepan bakal habis-habisan main sama KaSep :)

Minggu, 11 Maret 2012

Sekilas tentang TPB ITB

Hmm... nggak ngerti lagi kenapa waktu bisa jalan segini cepet. Maksudnya, asa baru kemarin euphoria lulus SNMPTN Tertulis, yah tentu saja setelah dikecewakan di SNMPTN Undangan. But then again, every vendetta inside me had been flushed away with that positive result :)

Dan sekarang, temen-temen aku, yang seharusnya lulus bareng aku, baru akan Ujian Nasional. Apa aku termasuk penghianat ya gegara lulus duluan? Hmm.. sekarang mereka berhadapan dengan Ujian Nasional. Terus bakal SNMPTN Tertulis. Terus bakal harap-harap cemas nunggu pengumuman. Terus bakal deg-degan pas insert password buat liat pengumuman lulus SNMPTN atau nggak. Terus... Ah, pokoknya aku banget lah ini!

Oiya, karena ini lagi masa masanya SNMPTN dan pendaftaran masuk universitas, boleh dong ngepost satu post ini. Ini ada beberapa jawaban aku atas beberapa pertanyaan temen-temen aku yang khawatir dengan ITB. Gak ngerti juga sih apa yg perlu di khawatirin tentang tahun pertama di ITB. Tapi boleh lah, rada di share siapa tau pertanyaan kalian juga sama ya!

Q: TPB itu intinya ngapain sih? Dan apa yang dipelajarin selama TPB?
A: TPB kan kepanjangannya juga Tahap Persiapan Bersama, jadi ITB pengennya supaya seluruh mahasiswa yang diterima di ITB itu dapet pemerataan ilmu, dan bener-bener siap masuk ke jurusan di tahun kedua nanti. Pas TPB, matakuliah yang dipelajari sama mahasiswa tiap fakultas sama kok (cuma kecuali SBM sama FSRD rada beda). Nih, Fisika dasar, kimia dasar, Kalkulus, Bahasa Indonesia (lebih kearah pendalaman Tata Tulis Karya Ilmiah), Bahasa Inggris (dibagi 3 kategori Presentation, Reading, Writing), Pengenalan Teknologi Informasi, Sains (dibagi jadi KPIP dan SAS), juga olahraga.
Tapi mah, tingkat kesulitan dan beban materi dibagi perkebutuhan fakultas kok. Kayak misalnya SITH kebutuhan Kalkulus dan Fisika dasar nggak terlalu besar, dapet mata kuliah Kalkulus B dan Fidas B. Beda dengan FITB yang Kalkulus dan Fidasnya A. Kategori A biasanya dibahas lebih mendalam daripada B.
Sebagai gambaran, anggep aja kayak SMA kelas 13 :P belajarnya ilmu-ilmu gitu lagi. Bayangkan materi 3 tahun yang kamu dapat selama SMA, dipadatkan jadi 1 tahun materi TPB. Hahaha...
Dengan memperdalam basic-basic ilmu tersebut, kita jadi siap untuk lanjut ke tahap selanjutnya (jurusan). Nah, tapi kita juga pasti perlu tau kan jurusan-jurusan di fakultas kita itu apa dan gimana? Demi memperkenalkan kita pada jurusan, tiap fakultas ada mata kuliah Pengenalan program studi. Misal FTMD nama matkul nya Statika Struktur, FTI dengan matkul Pengenalan Teknologi Industri, FTSL dengan Pengenalan Rekayasa Infrastruktur dan masih banyak lagi :)

Q: Ada yang bilang kalau TPB itu singkatan dari Tahap Paling Bahagia, kok bisa ada anggapan itu?
A: So far, di akunya sih, emang TPB tahap yang cukup bahagia. Tapi nggak bisa bilang paling bahagia juga, well.. at least belum bisa. Kenapa? Kan aku juga belum tingkat dua. Jadi belum bisa ngebandingin mana yang lebih bahagia.
Tapi kalau kata kakak-kakak tingkat aku, TPB disebut paling bahagia tuh karena istilahnya masa kuliah yang paling diurus kampus. Bayangin, SKS udah ditentuin, jadi ga perlu repot ngurus SKS matkul bla bla bla. Praktikum TPB juga enakeun jadwalnya, paling cuma praktikum Fidas, Kidas, sama PTI. Praktikum sehari seminggu dengan jadwal bergantian. Kuliah cuma Senin-Jumat. Trus juga UTS udah terjadwal. FYI, UTS buat anak TPB itu udah fix tiap hari Jumat jam 3 sore, per satu matkul saja dalam seminggu. Kalau UTS ntar pas di jurusan, jadwalnya suka ngaco. Yang hari Sabtu lah, yang UTS malem lah, yang sehari bisa sampai 2 atau 3 kali UTS. Soalnya, UTS di jurusan itu udah terserah kesepakatan kita dengan dosen. Jadi nggak mesti Jumat jam 3 sore, ya kalo udah di jurusan lho yaa.
Tuh, kurang bahagia apa coba?

Q: Kenapa nggak langsung jurusan? Kenapa mesti di terima di fakultas?
A: Wah, kalau itu, tanya sama rektoran ya. Bukan wewenang aku buat mutusin mesti jurusan apa fakultas dulu gitu. Hehe..
Tapi dari perspektif aku ya, banyak untungnya masuk fakultas terlebih dahulu. Di TPB kan ilmunya di mantepin tuh, jadi kita pas udah penjurusan gampang follow up dengan ilmu kejuruan. Santai lah, kalau basic ilmunya di pelajari selama setahun, pasti kuat sama ilmu-ilmu di jurusan yang lebih dewa.
Dan positifnya lagi dari TPB adalah, dengan masuk fakultas dulu, kita jadi punya waktu setahun buat nentuin jurusan mana yang cocok dengan kita. Aku ngerasain banget lah, ternyata banyak hal yang aku baru tau tentang jurusan-jurusan di fakultas aku, dan aku jadi nyadar mana jurusan yang 'aku banget' dan mana yang 'kayaknya aku ga cocok sama jurusan ini'. Jadi nggak ada istilah salah jurusan dong yaaa!

Q: Gimana suasana ITB saat belajar mengajar?
A: Hmm... Pertanyaan yang agak sulit dijawab. Niatnya pencitraan, tapi ga boleh bohong deng ngejawabnya. Haha.. ya udah, jujur saja ya.
Belajar mengajarnya ya biasa wae, kadang kalau dosen ngocol, ya kita ketawain. Trus mahasiswanya juga pada interaksi antarmahasiswa atau nanya-nanya sama dosen. Kadang emang suka berisik, atau ada yang tidur. Ya nggak tegang juga sih pas dikelasnya. Layaknya ruang kelas pada umumnya. By the way, ini yang aku rasain di kelas sih. Haha.. ga tau kelas lain tegang gitu apa nggak :P
Belajar di kampus Ganesha ini sih buat aku nggak terhitung berat. Mungkin target IP yang wajib diatas 2,0 *biar ga DO* tapi ya, itu mah bisa lah. Target 3,0 keatas juga bisa di catch up sebenarnya. Nggak jadi kekhawatiran berlebih. Mungkin kuncinya adalah, time management. Aku juga masih berusaha manage waktu sih. Intinya, kalau jam kuliah, maksimalkan kuliah. Jam istirahat, maksimalkan istirahat. Jam unit, maksimalkan berorganisasi. Itu juga satu hal yang masih aku belajar kuasai. Kalau kita fokus dan maksimal melakukan kegiatan pada waktu yang tepat, pasti bisa seimbang kok kuliah dan non-akademik.

Q: Bedanya belajar pas kuliah sama belajar pas SMA? Enakan mana?
A: Well... yang udah kuliah mana suaranyaaaah? Bagi kalian yang udah kuliah, silakan jawab dalam hati enakan mana antara SMA sama kuliah.
Pada dasarnya, belajar pas SMA itu, si guru dituntut supaya muridnya bisa ngerti. Asa kalau dosen ya, mereka memberi ilmu dalam bentuk konsep, terus kita kembangin sendiri ilmu itu dalam bentuk ngerjain soal (biasanya soal tutorial atau dari text book)
Dosen aku bilang, mahasiswa jangan berharap disuapin terus, tapi cari makan sendiri. Hahaha... yah, kalau demen 'disuapin' sih lebih enak pas SMA. Tapi berasa challenge gitu kalau kitanya nyari tau sendiri atau berguru sama temen yang pinter :D

Q: Penting nggak sih kegiatan ekstrakurikuler selain kuliah?
A: Wait wait.. ini pertanyaan, kayaknya ada yang berencana buat jadi anak study-oriented nih. Kalau aku bilang, PENTING BANGET! Jangan sampai kalian gara-gara ngejar IP 4 terus jadi kupu-kupu alias 'kuliah-pulang-kuliah-pulang'. Damn, gak dapet ilmu apa-apa malah kalau kayak gitu. Hahaha... ya nggak perlu jadi aktivis kampus yang gimana juga sih, yang tiap hari pulang jam 10 malem gitu. Cukup minimal gabung di satu unit trus partisipasi aktif. Kalau satu unit aku rasa nggak bakal keteteran di kuliah kok. Soalnya ini salah satu cara untuk kenal sama banyak anak-anak dari fakultas lain. Atau kalau ada kepanitiaan acara apaaa gitu, daftar aja :) seru lho, soalnya pasti pendiklat dan kadiv nya kakak tingkat deh. Bisa banget buat tempat berbagi ilmu! Saran aku nih, banyakin temen itu nggak rugi. minimal satu dari tiap fakultas maupun dari tiap angkatan.

Q: Kaderisasi di ITB gimana? Susah nggak?
A: Hehehe... Perasaan dulu pas aku masuk pertama kali ke sini, nggak yang gimana-gimana banget nanya-nanya soal kaderisasi. Kenapa banyak yang takut ya? Kalau buat maba sih, pastinya ada pengenalan kampus. Pas jaman aku namanya PRO-KM. Biasa, ospek pengenalan kampus. Gak serem sih.
Kaderisasi selanjutnya paling di unit. Tiap unit pasti ada tahap kaderisasi sebelum pelantikan kan? Di ikutin aja dan jalani dengan ikhlas, haha... Tugasnya kadang suka banyak, tapi karena tugas kaderisasi biasanya seangkatan, jadi selow aja sih!
Kalau buat TPB cukup dua itu aja. Kalau kaderisasi Himpunan Jurusan... hmm.. belum saatnya, kalau istilah kakak tingkat aku, nikmati dulu TPB :P

oiya, ntar pas TPB bakal banyak banget unit-unit olahraga yang ngadain pertandingan antar Fakultas TPB. Biasanya disebut TPB Cup. Ada futsal, badminton, voli, basket, dan lain-lain. Nikmatin nikmatin masa-masa kalian solid sebagai keluarga fakultas. Dijamin rame lah kalau udah suporternya heboh!

Apa lagi ya pertanyaan yang sering di tanyain? Pokoknya intinya tentang ketakutan beberapa orang yang pengen masuk ITB. Ada yang nanya soal biaya kuliah di ITB. Kalau yang satu itu, aku nggak bisa ngomong banyak sih. Ya emang regulasinya begitu. Ya jangan keburu down gitu dong. Yah buat aku sih, bayangin aja, toh aku yang buta soal ITB pas udah masuk juga selow, learning by doing. Tenang, apapun yang bikin kamu penasaran soal kampus Ganesha ini, jadiin motivasi aja. Motivasi diri kamu dengan "Aku pengen tau tentang (insert your curiosity here) jadi mesti masuk ITB biar bisa nyari tau ntar pas udah jadi mahasiswanya!"

Okeeeeeh?

Ya ampun ga kerasa lagi! Kalau maba 2012 udah di terima di ITB, berarti masa TPB aku juga bakal berakhir dong? Ya ampuuuun.... Masa TPB untuk anak 2011 akan benar-benar berakhir pada bulan Mei! Gyaaa gyaaa... Sebentar lagi penjurusan O:)

Ah, selamat UN ya kawan-kawan 2012 :D Ga sabar buat jadi kakak pembina kalian pas di ProKM nanti. Semoga jadi deh niat aku buat jadi fasilitator maba 2012.

Glee's Sweet Sweetheart

Yah, bukan tujuan awal sebenernya, ngepost soal Dianna Agron. Cuma tadi pas googling, scroll down, klik link sana sini, nyasar juga ke galeri foto Dianna Agron.

And when I saw her pics, I was like, "Gosh, she's unbelievably pretty..."
...
Allright, I might sounded like a hopeless lesbian for calling other girl pretty, but then again, she IS pretty.

Yang bikin aku pingin nge-post soal dia adalah, gaya rambutnya. Emang sih, kayaknya dia udah cakep dari lahir gitu, jadi mau dandan ga dandan juga cakepnya tetep nempel di dia. Banyak foto yang ternyata menampilkan miss Agron ini dengan gaya rambut yang simple banget. Tapi gak tau kenapa, dia tetep cantiiiiik...

Sekedar mengingatkan, saya bukan fashionista, bukan juga hair-stylish terkenal. Bahkan review saya di bawah ini akan terkesan dangkal karena hanya berlandaskan kesukaan saya pada Quinn Bee satu ini ^_^

And here's some of her simple hair style but I do love it. See how pretty she is even in such not-so-ribet hair-do.

as simple as membalik telapak tangan *halah*
Look, what a brilliant thing to do. Hanya berbekal jepit rambut warna kuning kawan! HANYA JEPIT dan dia bisa tampil begitu cantik. This is the reason why I easily fall for Quinn Fabray since the first episode. Atau kalo di foto kedua, kayaknya si Quinn lagi kehilangan jepit kuningnya, makanya itu rambut di selipin di bawah rambut lagi. Biar orang-orang ga tau jepit apa yang dia pake *ngaco maksimal*

Moral lesson yang bisa dipetik: seenggaknya, meski ga secantik dia, kita bisa dong tampil kayak dia juga. cukup tarik ke samping poni yang panjang atau rambut depan gitu. Dan jeng jeng, ada dandanan fresh buat kita ke kampus atau sekolah dong!

atau gaya rambut yang lain? Tetep sih, rambut dibelah pinggir dengan rambut depan agak sedikit dimainkan. Cuma yang sekarang ga sesimple jepit kuning. Tapi kudu diingat, ini tetap tatanan rambut yang tidak ribet.


Kan kan kaaaaan? Apa aku bilang. Emang kayaknya sih dia tau kalau dia terlihat paling super cute dengan rambut bagian depannya di tata ke arah kiri. Cielah, udah kayak Thomas Taw si pakar rambut aja komentar gue! kali ini di kepang ya rambut bagian depannya.


Lanjut ke gaya rambut selanjutnya. Yang diatas tadi kan tipe-tipe gaya rambut Quinn Fabray dan bukan Dianna Agron kan? Gimana sih Dianna kalau tidak lagi berperan sebagai Quinn Bee?


Yah, silakan di tinjau sendiri bagaimana dia bisa tampil begitu keren hanya dengan satu gaya rambut. itu lho, model rambut di iket sebagian di belakang, trus sisanya di biarkan tergerai. Haha.. apasih namanya? -_- ga ngerti aku. Ya tinggal di macem-macemin dikit dan voila, jadinya makin bikin kaum Hawa (baca: saya) minder saking cantiknya dia.


Masih ada lagi, masih ada lagi! salah satu gaya tampilan yang sering juga diperlihatkan sama Dianna Agron, ya nggak harus selalu di urai gitu kan rambutnya? Ini nih ada beberapa gaya kepang rambut yang bisa di ikutin sama kita-kita. Oiya, by the way, bahasa aku udah kayak bahasa majalah-majalah anak muda gitu ih. Jadi aneh sendiri. Tapi okelah, lanjuuuuut...


ya mau kepang rapi apa kepang agak-agak 'berantakan' kayak yang di foto kanan? itu sih terserah kita aja. "Atur aja lah mbak sis gimana baiknya" itu sih kalo kata temen-temen aku. Yah, aku ga pernah nyangka kalau cewek tanpa poni bisa jadi manis juga. Dulu mah, selalu percaya pada mitos yang bilang kalau poni itu adalah bagian rambut terpenting. But Dianna Agron breaks the myth.


Last but not least, her latest hair style :)
Hayooo... ada yang update soal Dianna Agron nggak? Sekarang rambutnya gimana hayoo?
Jadi, Dianna Agron sudah mengatakan 'bye bye rambut panjang' dan inilah penampilan paling barunya. Kalau ga salah mulai nongol dengan rambut pendek di Glee season 3 gitu ya? Aduh maaf, udah lama ketinggalan Glee semenjak kuliah :((

Aaaaah, she's another beautiful woman who tells us that short-cutting hair is Endless beauty! Setelah Rihanna  yang sempat membuat saya terkesima dengan 'perubahan cukup drastis terhadap rambutnya' dulu, sekarang saya terkesima lagi dengan dengan miss Agron.

Ternyata, jadi penggemar hair-style seseorang itu cukup menyenangkan juga. Dan emang ga tau sih sampai kapan bakal update soal model rambutnya dia. Tapi so far, kalau tetep menarik buat di pantengin, kenapa nggak?


All hail and praise to Lady Dianna Agron!
 
Copyright © 2010 Welcome To My Mind. All rights reserved.
Blogger Template by