Minggu, 25 Maret 2012

Opini Saya tentang BBM Naik

Hello, udah lama banget nggak sih postingan aku selalu ngebahas hal yang cetek-cetek? Ya curhat kuliah lah, curhat UTS lah, curhat hobi lah. Hehehe... Abisan suka bingung, mau sok pinter ngebahas politik, tapi ilmunya dangkal gini. Iya nih, terkadang saya merasa sekali kalau saya sekarang jauh dari sumber informasi. Ya paling cuma baca koran dari si Luthfie yang emang langganan Kompas, atau baca berita online di situs-situs media cetak, atau malah kalau lagi makan di Kantin Salman, nontonin berita TVOne. Sebatas itu saja.

Tapi yah, meskipun nggak begitu mengikuti perkembangan tiap harinya, pastilah berita tentang BBM naik sampai juga ke telingaku. Ya khawatir juga sih.

Sempet kepikiran "Whuaa... Ntar naik angkot dari kosan ke Saraga (kurang dari 1 km) bisa naik nih, nggak cukup seribu."
atau juga "Whuaa... Makanan di kantin-kantin kampus bakalan naik nih!"

Ya tapi setelah aku pikir-pikir, mau sampai kapan kita di manja negara? Emang sih, kita ini bagian dari negara yang perlu pengayoman pemerintah. Apalagi kalau udah urusan ekonomi, whuu... Butuh bantuan pemerintah banget lah. Sampai ada pasal segala yang menyatakan "Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara". Berarti emang kewajiban negara sih buat menghidupi mereka.

Dan sekarang udah agak tersadar bahwa pemerintah ini melakukan tindakan yang cukup benar dengan menaikkan harga BBM, dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000. Kenapa? Karena harga minyak dunia memang mau nggak mau naik. Dosen Teknik Geologi, Pak Budi, kemarin sempet cerita kalau harga minyak bumi berkisar 100 dolar US per barel. Yaaaaaaa.... Gimana nggak bokek negara kita nalangin dananya?

Cuma bayangin deh, kalau kemarin aku nonton berita ya, anggaran buat subsidi BBM sehingga kita selama ini cuma bayar Rp 4.500,00. bayangin lah, segitu banyak duit, cuma buat ngemanjain kita.
Ya kalau yang dimanja orang-orang miskin dan anak terlantar, alias orang-orang yang emang tepat sasaran, nggak papa. Tapi sekarang kan faktanya, yang pakai BBM bersubsidi juga orang-orang bermobil dan bermotor. Yang pakai BBM bersubsidi kan juga warga yang minimal punya satu kendaraan bermotor di rumahnya. Ya berarti BBM bersubsidi nggak tepat sararan lah. Hayo siapa disini yang ngaku kalau ngisi bensin pakai BBM bersubsidi?

Trus kalau APBN nggak dihemat, siapa yang sengsara? Ya negara kita juga sih. Atulah, kita kan ngerti sendiri kalau negara kita ini banyak hutangnya. Jadi tindakan sedikit menaikkan harga BBM sih cukup masuk akal. Daripada APBN membengkak -_-

Nah, yang bikin bingung adalah ketika ada seseorang diajak bicara tentang setuju tidaknya harga BBM dinaikkan, dia malah ngoceh tentang "Ya kalau BBM dinaikkan, berarti kebutuhan ekonomi semakin jadi beban. Rakyat miskin bakal kelaparan atau malah bakal bertindak kriminal. Para pejabat bakal malah korup ngelihat biaya kehidupan makin tinggi, sialan kita bayar pajak malah dinikmatin pejabat korup, bla bla bla."
So here's what I would like to tell you, don't think too wild. Ya possibilities seperti itu-itu tadi memang bisa terjadi. Dan kalau memang mau di hubungkan dengan segala permasalahan sosial dan lainnya, ya nggak ada habisnya. Emang kalau BBM nggak jadi naik, korupsi tiba-tiba menghilang trus koruptor insyaf? Nggak juga kan? Tuh, endless point kalau urusan kayak gini diseret sana-sini.

Oke, pasti bakal banyak warga yang protes segila-gilanya. Nggak perlu kaget kalau bakal banyak massa yang melakukan demo di depan Pertamina ataupun kantor pemerintah. Itu adalah salah satu cara kalian menunjukkan aspirasi sih. Tapi, policy is policy and I believe it is made due to some circumstances. In this case, due to the rising price of oil worldwide.

Sebenernya ya, anggaran buat subsidi BBM monggo dipangkas, naikkan harga BBMnya jadi 6000 rupiah. Cuma ya, dana yang sudah dipangkas buat subsidi BBM dialihkan ke anggaran lain, kayak pembangunan fasilitas umum, atau perbaikan kesejahteraan masyarakat. Mbo' ya dilihat dulu, negara kita ini masih banyak yang mesti dibenahi. Daripada anggarannya dialokasikan buat subsidi bensin tapi masuknya ke mobil orang-orang berada, ya mending uangnya disediain buat layanan kesehatan masyarakat gitu. Please lah pemerintah, jangan berpikir egois terus. Sekali-sekali dahulukan rakyat diatas kepentingan pribadi *ciyeeeeh....*

Oiya, berkaitan masalah BBM ini (yang kalau ditinjau dari jenis energinya termasuk energi fosil) berarti emang cadangan minyak dunia makin lama makin habis. Meskipun kakak tingkat aku pernah bilang, minyak bumi itu renewable resources karena diproduksi di dalam bumi, tapi memerlukan waktu lama untuk terbentuk menjadi minyak bumi seperti sekarang. Ya kali dari jaman jura sampai jaman homo sapiens baru kebentuk minyak bumi dengan volume segini banyak.

Aku jadi pengen banget nih, ngembangin renewable resource atau energi alternatif. Apapun itu, potensi yang sekarang sedang diteliti dan punya prospek terang kedepannya. Potensi Indonesia yang dengan gelombang lautnya bisa dimanfaatin jadi Pembangkit listrik tenaga gelombang, Indonesia merupakan daerah tropis bisa maksimalin pembangkit listrik tenaga surya, Indonesia merupakan negara dengan gunung berapi yang begitu banyaknya bisa jadi lahan Geothermal yang menjanjikan, Uranium untuk pembangkit listrik tenaga nuklir asal yakin aja kita bisa menangkal bencana yang mungkin terjadi. Apalagi coba? Masih banyak banget lah potensinya. Tenaang, kalau kita bisa mengembangkan energi alternatif, pasti negara nggak bakal pusing mikirin anggaran subsidi BBM sama kita juga nggak ngerusak lingkungan dengan manfaatin energi-energi alternatif tadi.
Semoga bisa jadi engineer yang bisa menyejahterakan masyarakat dan nggak cuma berusaha memperkaya diri sendiri. Amiiiiin :)

Waduh, jadi ngomongin potensi-potensi energi dari bumi nih. Hahaha... Maaf, maaf. Soalnya emang belajarnya hal-hal yang begituan. Jadi kebawa pas ngomel-ngomel soal energi.
Yuk ah, sekian komentar saya tentang BBM naik. Deep down, even I always think of 'spend-some-more-money-if-BBM-raise' but I do support the 'fuel price hike' (istilahnya The Jakarta Post nih)

1 komentar:

Anggri Yulio mengatakan...

Setuju banget,, sampai kapan kita harus dimanjain sama perintah ? ? ? ?
Kapan negara kita akan menjadi negara maju ! !

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 Welcome To My Mind. All rights reserved.
Blogger Template by