Kamis, 08 Januari 2015

5R to Zero Waste: The Begining

Hai, selamat tahun baru!

So, I have been doing some researches for a couple of weeks now. Not research for my undergraduate thesis unfortunately. What kind of research then?

Changes of lifestyle.

Fakta 1: rata-rata produksi sampah perkotaan di Indonesia adalah 0,8 kg perkapita per hari.
Fakta 2: waktu yang dibutuhkan untuk mengurai kantong plastik sekitar 20 tahun.
Fakta 3: selalu dibutuhkan energi untuk merecycle suatu sampah untuk menjadi barang yang berguna.

Dan fakta-fakta lainnya silakan dicari sendiri, ada ribuan bahkan jutaan.

Katanya sih orang-orang jaman sekarang sudah mulai peduli dengan Bumi. Mulai paham dengan isu-isu energi dan global warming dan sejenisnya. Tapi perilaku kita masih belum bisa jauh dari nyampah. Intinya, mau berapa banyak lagi sampah yang kita hasilkan dalam kehidupan kita sehari-hari? Selama ini kita dengan mudah membuang-buang plastik, tissue, kertas, dan lain-lainnya kan? Kalau naik motor ngelewatin TPS, hidungnya sampe menyerngit karena bau busuk sampah. Tapi toh yang nyampah ya kita-kita juga.

Suatu hari di Bulan Desember saya membaca sebuah blog tentang "Zero Waste Living", dalam satu tahun dia hidup zero waste, dia dan keluarga menghasilkan sampah yang berukuran satu jar selai (quart size). Bandingkan dengan Fakta 1 di atas. Kok bisa ya satu keluarga sampahnya dikit banget? Ya karena dia hidup zero waste dong!

Dan saya tertegun baca halaman demi halaman blog Mbak Bea dan Mbak Lauren. Selama 3 minggu saya telusuri tiap postingan di blog mereka hingga khatam haha...  Dan saya menyadari hidup zero waste bukan berarti kita hidup gaya hipster, bukan juga yang hidup di jaman batu. Keluarga modern lho mereka, hidup layaknya keluarga kita. Tapi lebih cerdas mengatur segala yang mereka gunakan aja. Lebih seperti "Atur dong pola hidup kamu dan gunakan barang-barang alternatif pengganti yang zero waste".

Supermarket penuh dengan produk berkemasan

Kalian pergi deh ke supermarket. Kemarin saya baru saja ke supermarket, and all of sudden mulai merasa berat untuk membeli apapun karena semua produknya berkemasan *ini nggak lebay beneran deh*. Buah-buahannya dibungkus wrap foil dengan alas Styrofoam. Makanan ringan kemasannya plastik semua. air minum botol plastik semua. detergen juga bungkusnya plastik. Apa dong yang nggak dibungkus sama plastik? Emang abis kalian makan buahnya, atau snacknya, atau kalian minum airnya, atau detergen isinya habis sampahnya mau kalian apain kalau nggak dibuang?

What a shame...

Idenya untuk Zero Waste Living adalah, 5R: Refuse what you don't need. Reduce what you do need. Reuse what you consume, Recycle what you cannot refuse, reduce or reuse. Rot the rest. AND ONLY IN THIS ORDER! [Bea Johnson, Zero Waste Home].

Baca lebih detail di sini dan di sini deh... dua blog ini merupakan bukti konkrit bahwa hidup zero waste itu beneran bisa dilakukan. Mulai dari barang-barang yang direkomendasikan sebagai pengganti barang-barang unrecycleable. Lalu DIY make up dan kosmetik daripada harus beli yang hasil pabrikan, di Pinterest juga banyak banget ide DIY Hair & Beauty (I'll soon be doing this when I have free time).

Setelah introduksi singkat dengan zero waste living, saya punya resolusi yang berkaitan dengan ini. Saya ingin lebih menghargai alam dan menghargai diri saya sendiri dengan pencapaian gaya hidup ini. Saya ingin coba mengimplementasikan gaya hidup zero waste. Tapi, tentu saja belum bisa secara drastis berubah.

  1. Saya ingin mencoba menolak yang tidak saya butuhkan. "Apakah saya benar-benar butuh jajan sore ini?" atau "Apakah saya butuh kantong plastik bila saya beli roti kukus?"
  2. Saya ingin mencoba mengurangi apa yang saya butuhkan. "Apa perlu nge-print semua slide kuliah ini cuma buat UTS besok?"
  3. Saya ingin mencoba memakai apapun yang masih bisa saya pakai kembali. "Apa kertas reuse masih bisa dipakai untuk coret-coret jawaban PR?"
  4. Saya ingin memastikan saya membawa botol minum sendiri (meski saya sudah terlanjur beli botol minum plastik, yang sudah saya gunakan sejak awal kuliah), kotak makan sendiri, tote bag sebagai pengganti kantong plastik, sapu tangan sebagai pengganti tissue.
  5. dan masih banyak lagi.
Ibu saya bilang mulai dari hal kecil-kecil dulu saja. Bukan berarti saya langsung alergi sama plastik, tissue, atau apapun yang berkaitan dengan sampah. Tujuan saya hanyalah berusaha mengurangi donor sampah ke Bumi ini. Mending donor darah deh *gak nyambung*.

Bisa jadi sampah saya nanti saya kumpulin selama satu bulan, lalu saya post di sini kan. Atau gimana lah. Saya juga belum ada rencana pastinya. Kita lihat waktu kosongnya saja. Tapi saya benar-benar semangat untuk mencoba menjalaninya!

Intinya gaya hidup ini menginsiprasi saya untuk berbuat benar dan memperbaiki diri. Toh saya pikir banyak yang bisa saya dapat. Saya lebih hemat karena saya bisa memaksa diri saya menolak membeli yang tidak saya butuhkan. Saya juga bisa hidup lebih sehat karena mengurangi jajan kemasan (nanti mau bawa buah-buahan aja dari rumah sebagai pengganti snack!).

Yuk coba yukk... Dibaca dulu aja itu blognya Mbak Bea dan Mbak Lauren. And really, if you want to start from something simple like, "Eat in the restaurant, no takeaway or delivery" atau "Refusing plastic bag" you are very welcome to do it. :)


Have a good day learning and experimenting guys!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 Welcome To My Mind. All rights reserved.
Blogger Template by