Kamis, 08 Mei 2014

Wor(l)d of Books

I read a lot, like a lot...
Most of my free time spent on reading something.
Most of my money (also) spent on buying book.
To me, book is my greatest escape and an excuse to spend time alone.

And recently, I read books a lot more than usual. I mean in a year, I usually spend some of my (not too much) free time in reading book so in total I could read 10. Mostly was read on holiday term.
But now, feel free to read a lot more than usual because books are now come in a more portable form.

Yah, dari dulu saya tau kalau buku ada format epub, ebook, pdf, atau apapun itulah. Digital book istilahnya kan. Saya juga sempat mencoba download ebook dan membaca di laptop. But Gosh, you know it's just not going to work, believe me I've tried. Baca slide dosen di laptop aja ngantuk. Paling banter baca blog orang aja yg bisa lumayan betah. Jadi sistem ebook saya tinggalkan. Lagian membaca buku di laptop membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan membaca buku hard copy nya.

Mencoba mengalihkan ebook ke HP juga sudah saya lakukan. The screen was just too small and it stiffened my finger to press the scroll button (mine is not a touch screen, a classic one). Mungkin penyebab saya mulai pakai kacamata gegara baca huruf kecil-kecil di layar handphone kali ya? *baru kepikiran*

But I gotta admit a tablet is something you need to read a book. Begitu nyoba pindahin ebook ke si mini ini, asik juga ternyata bacanya. Jadilah saya cari ebook (iya gratisan, mumpung ga usah beli hard copynya) banyak dan coba baca. Oiya, selain baca di iPad, saya juga beberapa kali menyempatkan diri menghabiskan waktu di American Corner Perpustakaan Pusat ITB untuk sekedar membaca buku (novel, bukan pelajaran). My mini knows me so weeeell~

And I'd like to share some of books I like to you. Not all of them, tapi mungkin bisa dijadikan pertimbangan untuk rekomendasi buku. I'm not a pro (not even an amateur one) reviewer or stuff, it's just something I share to you all. And here some of my fave books:

1. Laurie Halse Anderson - Speak



Nemu buku ini di American Corner, dan benar-benar di sudut rak buku. Covernya hitam putih gini agak bikin nggak tertarik sih. Awalnya waktu baca buku ini, nggak mudeng sama sekali maksudnya gimana. Hahahaha... Seriusan. But, I gotta feeling this was going to be a nice adventure so I kept going. Dan ternyata benar. Buku ini memang sesuatu banget. Brilliantly written, kompleks tapi pada saat yang bersamaan mudah dicerna. Agak dark dan pertamanya sebel sama tokohnya, si Melinda ini. "This girl is so weird I can't even understand her in her own thought". Dan mulai paham (and befriend with this girl) sejak project 'tree' nya, and when she finally 'speak', i felt like "Damn, you're strong, Melinda. I adore you!"

Buku ini bagus, banget. Tentang remaja gitu, jadi masih termasuk ringan. Kehidupan remaja memang keras kan, terlihat di sini. Cuma awal-awal agak roaming, karena bahasanya kelam-kelam depressing gimanaa gitu. Tapi sebenarnya, kalau emang udah dapet chemistry dengan buku ini, jadi campur aduk gitu loh rasanya. Haduh, lagi-lagi saya bingung gimana mengungkapkan dengan kata-kata karena nggak terbiasa mereview sesuatu. Takutnya spoiler atau malah membuat orang nggak tertarik, serba salah :/

2. Sarah Ockler - Fixing Delilah
Fixing Delilah
"We all long for what could have been."

Fixing Delilah lebih ke arah konflik hubungan antara Anak-Ibu, Adik-Kakak, Cucu-Nenek, dan internal keluarga besar yang sangat-sangat kompleks. Yah, namanya keluarga, kalau udah konflik kan susah. Silaturahminya nggak bisa putus, tapi gimana gitu kalau ada masalah jadi kagok. Fixing Delilah ini tokoh utamanya ya si Delilah, anak tunggal yg ayahnya sudah tak ada. Ibu Delilah wanita karir yang punya adik perempuan juga. Nenek Delilah meninggal di kampungnya sehingga mereka bertiga harus reunian. Ya gitudeh, mulai intrik-intriknya di situ *eh spoiler ga?*

Ada cinta cintaannya? Ada... Yg cowoknya (dalam bayangan aku) sweet lagi, huahahaha... You know, typical boy every girls want lah, ganteng, badan atletis dan tegap, bisa main gitar, jago nyanyi, teman masa kecil yg sudah lama tidak bertemu, gitudeh pokoknya. Yeah, once again, typical boy...

Tapi tentu saja, pelajaran yang sangat besar bisa didapat dari konflik keluarga yang dialami sama si Delilah dan Ibunya (dan juga tantenya). Keluarga itu nggak mudah, tapi ya gimanapun nggak bisa ditinggalkan.
Coba baca deh ya, bagus kok. Lebih enak dibaca karena lebih "teenager" bahasanya.

3. Jerry Spinelli - Stargirl
THIS BOOK TOOK MY ATTENTION! Because the cover is so ugly (terlalu simpel saya sampai sebal, apa maksud dari cover di atas cobak?!) dan judulnya menyebalkan juga, Stargirl. Apaan dah!

This is a different book than others I have already read. Okay, first let me tell you things I don't really like. Kalau ada buku romance, penulisnya laki-laki, terkadang saya nggak terlalu suka. Banyak buku yang pernah saya coba baca, pengarangnya laki-laki, dan nggak dapet aja feelnya. But, Jerry Spinelli nailed it!
Second thing I don't like, I usually don't like it when the main character is a boy. Melihat dari sisi pandang anak laki-laki itu menyebalkan karena sangat beda pemikirannya. Tapi tolong banget, si Leo Borlock (tokoh utamanya) bikin aku jatuh cinta banget!

Stargirl, pada saat yang bersamaan bisa membuat saya sebal, benci, suka, sayang, senang, iri, dan bete. Kenapa sebal? Kelakuannya sangat-sangat berbeda dari orang kebanyakan, kalau kalian orang yang skeptis pasti menganggap dia menyebalkan, attention seeker. Bah! Kenapa suka dan sayang? Karena dia manis banget, she's cute as ever (di bayangan saya sih) dan polos. Kenapa iri? Karena Stargirl dan Leo saling suka, have I told you that I fall in love for him? Oh, yeah, I have. Kenapa bete? Ya baca sendiri aja deeh...

Pengalaman saya baca buku ini sih, saya ketawa, cengar-cengir, terharu (sama Leo, tapi kadang sama Stargirl juga), sampai nangis. Mereka tuh kayak manusia dan alien gitu looh, jadi hubungannya menyebalkan dan kayak beda dunia *apasih*. But this is my fave, one of my favorite teenage book of all time! Must read among all Must Reads.

But the second book, the sequel, "Love, Stargirl", fails me. It's somehow almost as good as the "Stargirl" but it's disappointing me. Not as good as the first book, just almost as good. Padahal di Sekuel keduanya malah tokoh utamanya si Stargirl, si Alien!
Yah, saya sih rekomendasikan buku keduanya buat kalian juga, tapi tetapi Stargirl Juaranya, bukan sekuelnya.

4. Rainbow Rowell - Eleanor & Park

Quote paling bangsadh dari buku ini adalah quote berikut: “Holding Eleanor's hand was like holding a butterfly. Or a heartbeat. Like holding something complete, and completely alive.” 

Bangsadh, Park! I can't help myself but feeling jealous to Eleanor.

Rainbow Rowell mungkin terkenal dengan Fangirl-nya, but my heart belongs to these two teenagers, Eleanor & Park. I like the UK cover better by the way, not the US one, sorry. and I like the illustration above, so Eleanor and so Park I'm starting to remember again how they first met until they fell for each other, and so on... The universe does know how to unite two different people, no?

This is the story of teenagers, with family problem, with friends and highschool problems, with self-esteem problem, with everything ordinary and all of us must have had an experience. Tapi rasanya luar biasa begitu diceritakan dari sudut pandang Park dan Eleanor. Mereka cocok banget padahal sangat-sangat terlihat nggak cocok dari luar loh! Coba dibaca ya bukunya kalau sempat, bukunya manis banget. bangeet...

and this quote is my other favorite: "She looked like art. And art wasn't suppose to LOOK NICE. It was supposed to make you FEEL SOMETHING." And ladies and gentlemen, that's why Park loves Eleanor. As simple as that :')

5. Trenton Lee Stewart - Mysterious Benedict Society (All Books)
Wanda belakangan ini bacaannya buku cinta-cintaan melulu ya?

Bukan-bukaaan, sebenarnya saya mencoba mencari buku yang cukup ringan tapi nggak terlalu bocah juga. Makanya beberapa kali kalau saya lagi suntuk atau bosan atau kebetulan menemukan rekomendasi buku bagus, saya kaburnya ke "young adult books". Ceritanya dan konfliknya nggak terlalu rumit, cinta-cintaannya juga mudah ditebak. Kebanyakan buku luar negeri sebenarnya mudah ditebak endingnya, tetapi yang saya sukai dari literatur karya penulis luar itu jalan ceritanya dan setting nya, juga kehidupannya sih. Jadilah buku yang belakangan ini berhasil membuat saya mengacungkan jempol adalah "young adult fiction".

Tapi tenang, kali ini malah buku anak-anak lho... Ya nggak anak-anak juga sih, tapi semacam buku petualangan yang wajar dibaca anak SD sampai SMP lah. Tapi saya baca, dan saya jadi penggemar trilogi (+ buku extraordinary education) buku ini. Mysterious Benedict Society berkisah tentang menangani kasus pencucian otak yang mengancam dunia, yang dipromotori oleh ilmuan gila, Mr. Curtain.

Saya suka buku ini. Si penulis mendesain ceritanya berbobot tapi dijelaskan dengan petualangan anak-anak yang menarik dan seru, dan gimana sih anak-anak kecil bisa survive dan malah melindungi orang-orang tua dari bahaya. Makanya perkumpulan ini membuat saya tidak bisa berhenti di sekuel pertama tetapi terus mengoleksi bukunya (hardcopy tentu saja) hingga buku ketiga ini.

Bukan semacam Detective Conan, bukan juga semacam buku Dan Brown, tapi memang buku petualangan anak-anak yang menyenangkan dan lucu karena masing-masing tokoh punya karakter berbeda, serta Mr. Benedict sendiri dengan penyakit "tiba-tiba tidur"nya itu. Silakan bukunya di nikmati, lumayan buat kembali ke masa-masa bocah yang menyenangkan, kan? *omongan mahasiswa yang terjebak kerumitan dan ketidakmenyenangkannya kuliah*
6. Dan Brown - Inferno

Buku berat juga saya lahap kok, asal bagus. Kebetulan saya masih belum terlalu tertarik dengan buku-buku non fiksi. Hanya beberapa buku non-fiksi yang saya anggap bagus dan saya suka (seperti Have a Little Faith nya Mitch Albom) jadi agak sedikit susah mereview buku non-fiksi. Mungkin ada yang bisa merekomendasikan?

Well, I've been a fan of Dan Brown since the Angels & Demons (karena pertama kenal disitu), it was like during my junior high school term. Kemudian mundur ke The Da Vinci Code, lanjut ke The Lost Symbol, dan terakhir si buku Inferno ini.

Selalu bingung dengan si Dan Brown ini dapet ide dari mana sih buat bikin buku se-kece ini?? Perjalanan misteri-misterinya selalu dihubung-hubungkan sama karya seni dan teka-teki yang bikin saya sambil baca sambil googling gitu loooh...
baca bab sekian, si Langdon lagi ngamatin lukisan ini, kemudian googling kayak gimana sih penampakan lukisannya biar bisa kebayang. kemudian bab berikutnya, Langdon lagi ngamatin patung, trus googling dulu. Heuh, capek sih. But addictive. And this book is great.

Agak berat dibandingkan 5 buku di atasnya, dan sedikit lebih tebal dibandingkan 5 buku tersebut, tapi yah gimana, worth to read sekali memang karya Dan Brown ini. Sepakat?


Ya begitulah beberapa reviewnya. ternyata kalau ada 6 buku yang dibahas, pasti postnya jadi panjang gini ya. Ya gimana lagi maapin. Lagi semangat nulis dan kebetulan ada ide nulis sih ini. Hehehehe... Semoga suka ya sama rekomendasi bukunya, dan kalau ternyata review saya ternyata tidak sama dengan pendapat kalian, saya rasa ini cuma masalah selera. Hehehehe...

Ah, see ya later then!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 Welcome To My Mind. All rights reserved.
Blogger Template by